Mirisnya, sebagai sesama perantu pun dari budaya tertentu yang kurang mendukung dalam kesuksesan saudaranya. Ketika orang lain mendapatkan secuil kebahagiaan. Mereka mengira orang tersebut sudah lupa daratan. Akibatnya, mereka mulai menghindari bahkan menjelekkan saudaranya.
Kebencian bak virus yang menjangkiti setiap orang. Ibarat kapas yang sudah beterbangan, tiada seorang pun yang berhasil mengumpulkannya kembali.
Untuk itu, mari kita belajar kesuksesan dari Bapak Abraham pendiri ketiga agama Samawi. Bapak Abraham mengikuti petunjuk dari Allah untuk pergi meninggalkan negeri dan tanah kelahirannya menuju tanah terjanji.
Sebelum sampai di tanah terjanji, Bapak Abraham menemui bejiun tantangan. Bahkan anak kandungnya pun hampir saja dikorbankan untuk Allah. Selain itu, ia ditolak di mana-mana.
Akhirnya, keteguhan hati dan iman yang kuat kepada janji Allah. Bapak Abraham sampai juga di tanah terjanji dan meninggal di sana.
Relevansi kisah Bapak Abraham juga sama seperti perjalanan kita di tanah rantau. Terkadang kita dimusuhi, ditolak setiap kali melamar pekerjaan bahkan berselisih dengan saudara kandung sendiri.
Keyakinan akan hari esok yang lebih baik dan kepercayaan kepada janji Tuhan dalam hidup kita, niscaya kita pun pasti menemukan akar kesuksesan kita.
Salam anak rantau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H