Belakangan ini rasanya panggung literasi dialienasi dengan istilah karantina. Tatkala melihat tulisan dikarantina oleh penguasa, hati dan tulang rusuk pun lunglai tak berenergi. Segala sesuatu yang di depan mata mulai hancur berantakan.
Orang yang tinggi ilmunya akan berani mengakui kesalahan dan menerima kritik. Sebaliknya orang yang masih berada di level kepalanya, akan bertindak frontal dan menggunakan kekuasaannya untuk mendiskriminasi mereka yang lemah.
Lemah bukan tak bisa melawan. Tapi lebih tepatnya adalah menahan emosi, hati dan pikiran untuk tetap fresh di bulan berkah ini.
Salam perempuan ekspresif, peraih panggung literasi. Maka berilah kebebasan bagi penulis perempuan dalam mengaktualisasikan dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H