Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Revolusi Hidrogen sebagai Solusi Pemangkasan Emisi Karbon Dioksida Industri Penerbangan

8 April 2021   12:02 Diperbarui: 8 April 2021   13:41 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, salah satu pesawat hidrogen penerbangan komersial  memecahkan rekor lepas landas di Inggris. Rekor ini melengkapi Piper M-Class yang memiliki enam tempat duduk dan bisa menampung 20 penumpang saat uji coba perdana di Bandara Cranfield Inggris tahun 2020 dengan bahan penerbangan hidrogen.

Inggris menggandeng salah  satu perusahaan startup yakni ZeroAvia yang berbasis di California, untuk mengembangkan pesawat hidrogen. Pesawat hidrogen ini akan menjadi solusi bagi pengurangan emisi industri penerbangan.

Slogan yang diusung oleh Inggris dan ZeroAvia adalah "melistriki segalanya." Artinya segala aktivitas yang berkaitan dengan manusia seperti manufaktur, konstruksi, transportasi, pariwisata dan moderasi artikel, eh salah hihihi, harus dijalankan dari hasil karbon rendah.

Lalu dari manakah karbon rendah itu dihasilkan?


Jawabannya adalah dari kekuatan alam semesta, yakni angin, matahari maupun nuklir. Namun ada kelemahannya, yakni beberapa sektor bukan tidak mungkin dialiri listrik dalam jangka pendek dan menegah.

Kira-kira dampak negatif dan positif dari penggunaan emisi karbon dioksida itu apa?


Sebelum Pandemi menghentikan sebagian besar penerbangan, penerbangan komersial menyumbang sekitar 2,5 % emisi karbon dioksida. Karbon dioksida penerbangan komersial menyumbang kurang lebih setengah pemaksaan radiasi efektif.

Apa itu radiasi efektif? Artinya kontribusi setengah penerbangan komersial menyebabkan kenaikan suhu rata-rata global. Bisa dilihat di bagian Contrail atau jejak uap air dari pesawat terbang.

Untung saja eyang Habibie sudah meninggal, seandainya beliau masih hidup, saat ini pun kita sama-sama mendalami, apa itu Faktor Habibie? Apa itu teori Habibie? Dan, apa itu metode Habibie? Tapi yang terpenting dalam konteks penerbangan, hidrogen mengemas banyak energi per unit massa.

Kabar baiknya, penerbangan komersial memiliki rekam jejak yang baik dalam meningkatkan efesiensi. Artinya emisi karbon dioksida turun dari 50% sejak tahun 1990. Meskipun saat itu saya juga belum hidup. Ngak apa-apalah, namanya moderasi hidup kok. Artinya melalui tahap proses antara ayah dan ibu, sebelum saya dilahirkan. Sama seeperti moderasi tulisan sebelum ditayangkan.

Lagi-lagi berita buruknya, keuntungan ini makin diperkeruh dengan meningkatkan volume penerbangan udara. Dan tren peningkatan ini akan mencapai 10 miliar penunpang pada tahun 2050. Bila usia kita panjang, maka kita pun akan mengalaminya di tahun 2050. Tapi, bila usia kita tak mencukupi, mendingan tidur diam-diam di makam sendiri. Dan jangan mengganggu yang masih hidup.

Sejauh ini kita sudah mencicipi atau memiliki gambaran umum bahwa kehadiran hidrogen akan menjadi solusi yang tepat bagi idustri penerbangan di masa yang akan datang.

Penggunakan revolusi hidrogen diperkirakan keunggulan tiga kali lipat dari penggunaan bahan bakar jet konvensional, dan seratus kali lipat dari baterai lithuin-ion. (bbc.com).

Pendiri dan kepala eksekutif  ZeroAvia, Val Miftakhov mengatakan perusahaan mengharapkan untuk menawarkan penerbangan komersial menggunakan bahan hidrogen pada tahun 2023 hingga 2026 dengan kapasitas 80 penumpang pada penerbangan 500 mil laut (926 km). Sementara 2030, ia memastikan akan menggunakan jet lorong tunggal dengan kapasitas 100 penumpang.

Revolusi hidrogen yang saat ini dikembangkan di Inggris diharapkan semakin menurunkan suhu pemanasan global. Selain itu, sebagai rakyat Indonesia, kita pun diharapkan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang Sains dan Teknologi untuk mengelola kekayaan Sumber Daya Alam bumi pertiwi untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Bukan hanya untuk kesejahteraan segelintir orang.

Semoga artikel ini memberikan secuil pengetahuan baru bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun