Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Marwa Elselehdar sebagai Korban dari Perang Sengit Osama Rabie dan Manajer Teknisi Kapal Ever Given

4 April 2021   20:26 Diperbarui: 4 April 2021   21:38 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marwa Elselehdar. Foto dari Whatsnew2day.com.

Mesir, Ketua SCA, Osama Rabie dalam kesempatan tampil di Sada el-Balad TV mengatakan kapal Ever Given tak akan bergerak dari Great Bitter Lake, sebelum pemilik kapal membayar kompensasi.

Tensi memanas pasca pembebasan kapal Ever Given antara Osama Rabie dan Bemhard Schulte sebagai Manajer teknisi kapal, meruncing ke Marwa Elselehdar.

Dua hari yang lalu, Bemhard Schulte mengatakan bahwa awalanya kapal membelok, karena angin kencang. Tapi, Osama Rabie tidak menerima pernyataan itu. Osama Rabie mengatakan bahwa faktor angin tak menjadi alasan utama untuk  melindungi diri.

Di sini sangat jelas bahwa antara Osama Rabie dan Bemhard Schulte saling melempar kesalahan. Layaknya, pencuri yang ketahuan.

Kira-kira motif apa di balik ini?

Menurut interpretasi saya, Rabie dan Bemhard mencari pembelaan diri, akibat tuduhan global dari insiden terjepitnya kapal Ever Given sejak 23 Maret lalu. Selain itu, biaya kompensasi dari kerugian yang dialami oleh semua pihak, terutama 400-an kapal yang sejak tanggal 23 Maret antri di ujung kanal.

Nah, tatkala mereka tidak bisa berpikir sehat lagi atau memang takut dengan tekanan global, mereka melemparkan kesalahan kepada Kapten Kapal, yakni Marwa Elselehdar.

Lalu dari mana mereka mengetahui celah untuk menyalahkan Marwa?

Yang pasti dari berita rumor di media sosial. Aduh media sosial memang membawa kesenangan dan penderitaan. Apa yang kita upload hari ini, memiliki dampak di hari yang akan datang. Apalagi ketika kita sudah berhadapan dengan para pembenci kita.

Dilansir dari BBC.Com,  desas - desus kesuksesan Marwa sebagai Kapten kapal Wanita pertama Mesir menjadi pemberitaan hangat pada tanggal 22 Maret oleh media Arab News.  Media sosial yang dipakai untuk menyebarkan foto rekayasa Marwa adalah Twitter dan facebook.

Lebih lanjut, Marwa mengatakan kepada BBC bahwa beberapa akun anonim twitter menyebarkan klaim palsu bahwa dirinya juga terlibat dalam insiden Suez. Marwa mengatakan bahwa,"ia hanyalah sasaran, karena ia merupakan wanita pertama yang sukses di bidang itu atau mungkin ia orang asli Mesir."

Hipotesa sementara dari saya, secara eksplisit atau tersembunyi, ini mengindikasikan adanya iri hati dan diskriminasi gender. Diskriminasi gender karena wanita lebih sukses daripada pria. Apalagi budaya Timur yang masih kental dengan budaya patriarkinya.

Lebih dekatnya, beberapa bulan yang lalu, Mensos menajdi korban dari beberapa oknum yang tidak sudi untuk dipimpin oleh seorang wanita di bangsa tercinta ini. Dari titik ini, rumor atau sensasi bertebaran di media sosial.

Media sosial seketika menajdi viral dan menyedot ribuan mata di negeri ini untuk ikut mencari celah Mensos Risma. Tentunya yang pertama menuduh Rima mungkin dari orang dalam Kemensos.

Sama halnya yang dialami oleh Kapten Marwa, ia menjadi korban dari wacan antara Osama Rabie dan Bemhard.

Disposis atau keadaan batin Marwa dari insiden Suez

Sebagai manusia, kita selalu berusaha untuk menghindari peristiwa apapun. Tapi, kita tidak pernah mendeteksi, kapan dan di mana kita akan mengalami musibah.

Marwa sebagai Wanita tentunya pasti merasa ketakutan. Apalagi, kini dirinya disalahkan sebagai biang kerok dari insiden di Terusan Suez.

Bekerja sesuai passion adalah dambaan setiap orang. Senada Marwa yang selalu menyukai laut dan termotivasi untuk bergabung dengan Angkatan Laut Pedagang, setelah kakanya mendaftar di AASTMT.

Meskipun Akademi yang menerima laki-laki pada waktu itu, Marwa tetap mengikuti tes dan melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Presiden Mesir saat itu,  Hosni Mubarak mengizinkannya.

Marwa Elselehdar. Foto dari Whatsnew2day.com.
Marwa Elselehdar. Foto dari Whatsnew2day.com.

Selama studinya, Marwa menghadapi Seksisme dalam setiap kesempatan.

"Di atas kapal mereka semua pria berusia lebih tua dari dirinya, ia kesulitan untuk mencari kecocokan untuk membangun komunikasi."

Poin penting di sini adalah komunikasi. Bayangkan di lingkungan kita, komunikasi antara orang yang lebih tua dari kita pasti berbeda, tatkala kita berkomunikasi dengan rekan yang setara. Bila komunikasi tak jalan, pasti kita menemui masalah.

Marwa memang patut disebut sebagai wanita tangguh dan penyabar. Selain itu, lingkungan sosial dan budaya pasti tidak mendukung seorang wanita bekerja sendirian. Begitulah yang dikatakn oleh Marwa.

Hingga kini Marwa merasa cemas akan karirnya. Apalagi insiden Terusan Suez menyegot perhatian global, mungkin saja karir Marwa bisa mengalami pasang surut ke depan.

Marwa Elselehdar, kapten wanita pertama Mesir. Foto dari Conandaily.com.
Marwa Elselehdar, kapten wanita pertama Mesir. Foto dari Conandaily.com.

Prestasi

Tahun 2017, Marwa dihormati oleh Presiden Abdel Fattah El-Sisi, selama Perayaan Hari Perempuan Mesir.

Penting ngak kapal Ever Given Dunia Mesir?

Kapal milik otoritas Keamanan Maritim Mesir itu menjalankan misi ke pasokan ke Mercusuar di Laut Merah. Kapal Ever Given juga digunakan untuk melatih Taruna dar Akademi Arab untuk Sains, teknologi dan Transportasi Maritim (AASTMT), Universitas Regional  yang dikelola oleh Liga Arab (bbc.com).

Empati dan pembesalajaran bagi kita

Terakhir, sebagai empati dari kita, tentunya kita berharap insiden ini tidak merugikan karir Marwa ke depan. Apalagi bula depan ia akan mengikuti ujian akhir untuk mendapatkan pangkat kapten penuh. Marwa berharap ia menjadi wanita panutan di dunia industri  ini

Pesan terakhir dari Marwa sangat kontekstual dengan perayaan Hari pendidikan Perempuan bulan ini, terutama tokoh panutan kita R.A. Kartini.

"Pesan saya untuk para wanita yang ingin berkecimpung di bidang Maritim adalah memperjuangkan apa yang anda sukai dan tidak membiarkan hal negatif memegaruhi anda." (bbc.com).

Mari kita mendukung wanita-wanita terhebat di lingkungan kita, terutama dalam bidang pendidikan. Biarkan mereka tersenyum bebas dan mengikuti suara hati mereka dalam memperjuangkan masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun