Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Turut Berduka atas Meninggalnya Hati Nurani Rakyat Indonesia

20 Februari 2021   01:00 Diperbarui: 20 Februari 2021   01:33 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesedihan atas meninggalnya hati nurani rakyat Indonesia. Foto oleh Energepic.com dari Pexels.

Bung Karno mengatakan bahwa,"Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri."

Perjuangan kita untuk melawan sesama suku bangsa lebih sulit, daripada melawan suku bangsa lain! Karena kita masih hidup dalam taraf siapa yang menjadi terbaik dan suci di republik ini!

Kendati kita berbeda karakter, cara pandang, logika, kepercayaan, dll. Tapi, kita harus melatih psiko sosial kita. Psiko sosial berkaitan dengan hati nurani kita. Lantas, apakah psiko sosial yang berkaitan dengan hati nurani masih ada di republik ini? Antara ada dan tiada memang selalu berjalan berdampingan. Layaknya, penganut pro dan kontra dalam kehidupan kita.

Era 21 telah mematikan hati nurani kita di dalam kehidupan bersama. Akibatnya, kita saling tuding-menuding, sembari melontarkan hinaan, cuitan yang mengganggu kenyamanan hidup sesama, lingkungan maupun alam semesta.

Kematian hati nurani kita rakyat Indonesia membawa luka yang amat mendalam sebagai bangsa yang cinta damai dan persaudaraan di bawah kejayaan kerajaan Majapahit yang kiprahnya hinggan negeri Asia Tenggara lainnya.

Kini, kita hanya mengais kejayaan di masa lalu. Apakah kita harus terus menunggu waktu yang tepat untuk merekonstruksi akhlak kita di dalam kehidupan bersama? Rasanya sulit! Sesulit permintaan ibu hamil tetanggaku yang mengidam makan buah kenari di tengah malam.

Akibatnya, suaminya kalang kabut mau mencari buah kenari di mana? Maka, terjadilah polemik yang semakin memanas antara ibu hamil dan suaminya. Korbannya adalah sang suami yang tak bisa berbuat apa-apa. Ia begitu terluka dan tersiksa dengan permintaan istrinya.

Demikian potretan kematian hati nurani rakyat Indonesia di era 21. Untuk mengembalikan kedamaian antar sesama suku bangsa, kita harus menghidupi nilai-nilai universal. Nilai universal seperti cinta akan perdamaian, persaudaraan, saling menghargai dan menghormati sebagai sesama, senasib dan seperjuang di bumi Pertiwi.

Salam hati nurani

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun