Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Manajemen Keuangan Lemah, Berakibat pada Omzet dan Profit Bisnis

2 Februari 2021   13:23 Diperbarui: 2 Februari 2021   14:01 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki usaha adalah impian setiap orang.  Terutama generasi Milenial. Dan menjadi masalah, tatkala manajemen keuangan lemah, lalu berakibat pada omzet dan profit.

Barangkali sebagian besar dari kita masih bingung untuk membedakan antara omzet dan profit. Omzet adalah pendapatan kotor dari hasil penjualan suatu barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Karena omzet belum dikurangi dengan biaya produksi dan operasional. Sementara profit adalah keuntungan bersih dari penjualan barang atau jasa.

Saya harap anda bisa mengikuti dan memahami logika saya. Logika atau cara pandang saya dari sudut Milenial adalah memiliki bisnis atau usaha itu sangat keren. Apalagi peluang untuk menjadi pebisnis sukses terbuka bagi siapapun di era revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 atau umumnya dikenal sebagai sitem jaringan. Di mana segala sesuatu dikendalikan oleh sistem jaringan internet. Revolusi industri 4.0 terasa kental dalam keseharian kita saat ini. Di mana kita bekerja, belajar, berbisnis, bersosialisasi hanya bersua melalui jaringan internet.

Kehadiran revolusi industri 4.0 membawa saya pada keberanian untuk membangun bisnis dalam skala kecil (mikro). Hanya bermodalkan keberanian, saya nekat untuk merintis usaha dari titik nol. Saya pingin mengikuti jejak para pebisnis yang selalu mengatakan istilah "from zero to hero). Lalu, tanpa manajemen keuangan yang baik, usaha saya semakin menuju senjakala.

Rasa cemas, khawatir dan ketakutan selalu mengejar saya. Saya merasa cemas, bila usaha saya gulung tikar di tengah Pandemi. Saya khawatir, tatkala besaran modal awal, semakin menjerit-jerit, lalu saya takut kehilangan semangat untuk bangkit berjuang.

Masalah ini saya sudah sharing, konsultasikan dengan kakak sepupu saya. Ia menyarankan, bila usaha saya mengalami kerugian dan tidak berkembang, mendingan saya berhenti! Dan fokus untuk bekerja. Mengingat saya sudah resign dari tempat kerja, hanya untuk membangun usaha sendiri.

Tapi, menjadi seorang pengusaha itu tidak mudah. Ya, modal yang dikeluarkan untuk membangun usaha, tidak sebanding dengan profit. Malah, saya mengalami kerugian. Bahkan kerugian ini saya sudah berkali-kali alami selama satu tahun lebih.

Akhir-akhir ini saya mencari tahu penyebab dari masalah yang saya temui dalam merintis usaha. Tentu untuk membangun usaha/bisnis, kita tidak hanya bermodalkan keberanian. Melainkan ilmu pengetahuan. Terutama manajemen keuangan. Selain manajemen keuangan, saya lupa mencatat pengeluaran dan pemasukan, serta tidak memiliki target penjualan. Ya, kelihatan sederhana, tapi sangat berisiko dalam berusaha.

Manajemen keuangan yang baik, akan memberikan dampak pada peningkatan omzet dan profit. Omzet dan profit akan bertambah, seiring perencanaan yang matang dalam menjalankan usaha kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun