Memiliki usaha adalah impian setiap orang. Â Terutama generasi Milenial. Dan menjadi masalah, tatkala manajemen keuangan lemah, lalu berakibat pada omzet dan profit.
Barangkali sebagian besar dari kita masih bingung untuk membedakan antara omzet dan profit. Omzet adalah pendapatan kotor dari hasil penjualan suatu barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Karena omzet belum dikurangi dengan biaya produksi dan operasional. Sementara profit adalah keuntungan bersih dari penjualan barang atau jasa.
Saya harap anda bisa mengikuti dan memahami logika saya. Logika atau cara pandang saya dari sudut Milenial adalah memiliki bisnis atau usaha itu sangat keren. Apalagi peluang untuk menjadi pebisnis sukses terbuka bagi siapapun di era revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 atau umumnya dikenal sebagai sitem jaringan. Di mana segala sesuatu dikendalikan oleh sistem jaringan internet. Revolusi industri 4.0 terasa kental dalam keseharian kita saat ini. Di mana kita bekerja, belajar, berbisnis, bersosialisasi hanya bersua melalui jaringan internet.
Kehadiran revolusi industri 4.0 membawa saya pada keberanian untuk membangun bisnis dalam skala kecil (mikro). Hanya bermodalkan keberanian, saya nekat untuk merintis usaha dari titik nol. Saya pingin mengikuti jejak para pebisnis yang selalu mengatakan istilah "from zero to hero). Lalu, tanpa manajemen keuangan yang baik, usaha saya semakin menuju senjakala.
Rasa cemas, khawatir dan ketakutan selalu mengejar saya. Saya merasa cemas, bila usaha saya gulung tikar di tengah Pandemi. Saya khawatir, tatkala besaran modal awal, semakin menjerit-jerit, lalu saya takut kehilangan semangat untuk bangkit berjuang.
Masalah ini saya sudah sharing, konsultasikan dengan kakak sepupu saya. Ia menyarankan, bila usaha saya mengalami kerugian dan tidak berkembang, mendingan saya berhenti! Dan fokus untuk bekerja. Mengingat saya sudah resign dari tempat kerja, hanya untuk membangun usaha sendiri.
Tapi, menjadi seorang pengusaha itu tidak mudah. Ya, modal yang dikeluarkan untuk membangun usaha, tidak sebanding dengan profit. Malah, saya mengalami kerugian. Bahkan kerugian ini saya sudah berkali-kali alami selama satu tahun lebih.
Akhir-akhir ini saya mencari tahu penyebab dari masalah yang saya temui dalam merintis usaha. Tentu untuk membangun usaha/bisnis, kita tidak hanya bermodalkan keberanian. Melainkan ilmu pengetahuan. Terutama manajemen keuangan. Selain manajemen keuangan, saya lupa mencatat pengeluaran dan pemasukan, serta tidak memiliki target penjualan. Ya, kelihatan sederhana, tapi sangat berisiko dalam berusaha.
Manajemen keuangan yang baik, akan memberikan dampak pada peningkatan omzet dan profit. Omzet dan profit akan bertambah, seiring perencanaan yang matang dalam menjalankan usaha kita.
Sekian potretan receh dari generasi Milenial yang mau belajar berbisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H