Mohon tunggu...
Fredy Saudale
Fredy Saudale Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen. Peminat Sains & Humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerhana Matahari: Sebuah Tarian dalam Semesta Musikal

23 Agustus 2017   17:07 Diperbarui: 24 Agustus 2017   10:23 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua mahluk hidup dan ciptaan turut berpartisipasi dan tenggelam dalam pesona tarian dalam semesta musikal ini.

Orkestra alam
Menariknya dalam pertunjukan tarian semesta yang tampak hening tersebut ternyata ada lantunan yang dimainkan oleh alam. Penemuan sains alam telah menunjukkan bahwa peristiwa gerhana matahari dilaporkan mengirimkan sinyal-sinyal suara dalam wujud data-data gelombang yang mampu di identifikasi dan disintesis ulang oleh para ilmuwan menjadi suatu komposisi akustik musikal.

Baru-baru ini tim peneliti yang dipimpin Profesor Bruce N. Walker dengan dua mahasiswanya dari Institut Teknologi di Georgia, Amerika Serikat telah menggunakan teknologi sonifikasi dalam mengubah data gelombang dari peristiwa gerhana Matahari total.

Data-data dari gelombang kosmik ini kemudian diproses ulang menjadi sinyal-sinyal akustik yang menghasilkan komposisi musik kosmos yang indah. Dengan teknologi sonifikasi, ilmuwan mampu memfasilitasi komunikasi dengan alam, menginterpretasi dan melagukan fenomena alam. 

Komposisi musik kosmos tersebut terdiri atas 3 bagian yang berkelanjutan yang menggambarkan saat-saat ketika bulan mendekat, menutupi sepenuhnya dan meninggalkan matahari dalam peristiwa gerhana. Komposisi musik kosmos tersebut sempat diunggah oleh tim peneliti di DropBox menjelang terjadinya gerhana matahari total. 

Pada bagian pertama, ketika bulan mulai meluncur perlahan di depan matahari, dari komposisi musikal kosmos terdengar suara dengan nada tinggi (mewakili bulan) yang secara bertahap terus meningkat dalam volum dan intensitas.

Pada bagian kedua, saat bulan berhadapan langsung dengan matahari dan hampir menutupi seluruh bagiannya. atau awal total kegelapan, ketegangan musik terus meningkat yang merefleksikan tensi perjumpaan bulan dan matahari. Kemudian, nada dan kenyaringan secara keseluruhan mulai berkurang dan senyap saat tingkat cahaya matahari kuat memudar.

Suara jangkrik juga terdengar di latar belakang menandakan efek kegelapan yang muncul yang menyiratkan suasana senja yang tercipta saat bulan benar-benar menutupi matahari dan bintang bermunculan.

Pada bagian ketiga, saat Matahari kembali muncul dari balik Bulan yang menjauh dan cahaya kembali terang, suasana musik menjadi lebih cerah, semarak, optimis dan lebih aktif. Kicauan burung merefleksikan seolah-olah fajar baru telah kembali tiba. Dan nada-nada yang terus-menerus menggaungkan kegembiraan mengakhiri komposisi orkestra semesta ini.

Komposisi musik gerhana Matahari total tersebut terdengar sangat epik dan eksotis. Pemahaman kita mungkin perlu berubah. Musik ternyata tidak hanya merupakan buah kreativitas manusia; tapi juga musik bisa dihasilkan dari sinyal dan gelombang dari peristiwa dan fenomena alam.

Musik menjadi bahasa universal yang menjembatani komunikasi antara alam semesta dan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun