Mohon tunggu...
Fredric Chia
Fredric Chia Mohon Tunggu... Editor - Fredric Chia adalah praktisi Feng Shui, pembaca tarot, dan penulis budaya Tionghoa yang tinggal di Kalimantan. Dia melayani konsultasi Feng Shui dan Tarot online untuk orang yang penasaran secara spiritual. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, Fredric telah membantu ratusan wanita dalam mengatasi ketakutan mereka dalam mengikuti impian mereka melalui konsultasi spiritual, berkat, dan layanan curhat.

Halo, saya Fredric! Saya seorang Praktisi Feng Shui, Tarot Reader, dan Chinese Cultural Writer yang saat ini menjelajahi dunia untuk menyebarkan kasih dan kebenaran! Saya menemukan apa yang telah saya lewatkan dalam hidup, apa yang bisa saya lakukan lebih baik, dan saya Senang berbagi rahasia saya dengan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Tradisi Pembagian Angpao Lebaran, Kenapa Disebut "Angpao"?

24 April 2023   11:50 Diperbarui: 24 April 2023   11:46 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari raya Idul Fitri, para kerabat, keluarga dan teman berkumpul untuk makan dan saling memaafkan. Salah satu fenomena umum yang terlihat pada perayaan Idul Fitri di Indonesia, Malaysia dan Singapura adalah tradisi pembagian uang dalam amplop kepada anggota keluarga yang masih muda atau belum menikah.

Angpao Lebaran (Bahasa Melayu: Amplop Hijau) adalah tradisi lebaran yang diadaptasi dari tradisi etnis Tionghoa. Pada perayaan Tahun Baru Imlek atau Sincia / Konyien, masyarakat Tionghoa biasanya sering memberikan uang tunai dalam bentuk Amplop Merah (Bahasa Hokkien: Angpao; Bahasa Mandarin: Hongbao) kepada kerabat yang belum menikah. Sedangkan jika ada kerabat yang meninggal dunia, uang bela sungkawa diberikan dalam bentuk amplop putih (Bahasa Hokkien: Pekpao, Bahasa Mandarin: Baibao).

Tradisi ini kemudian diserap ke dalam tradisi Muslim di Indonesia, Malaysia dan Singapura yang dimulai oleh orang Tionghoa yang masuk agama Islam melalui muallaf. Lambat laun, Muslim non-Tionghoa juga mengikuti kebiasaan memberi uang kepada anak-anak, keponakan atau sanak saudara pada hari raya Idul Fitri. Jika dalam adat Tionghoa, anak-anak kecil akan melakukan soja kepada generasi yang lebih tua sambil mengucapkan Ang Pao Na Lai, anak-anak dalam keluarga muslim akan mencium tangan keluarga yang lebih tua kemudian akan diberikan sebuah amplop berisi uang.

Bedanya, amplop yang digunakan umumnya berwarna hijau, putih bahkan memiliki warna dan desain yang beragam. Oleh karena itu, Sebutan Angpao Lebaran dan THR adalah istilah yang sering digunakan di Indonesia (karena tidak ada persyaratan mengenai jenis amplop yang digunakan), sedangkan orang Malaysia dan Singapura lebih mengenal istilah "Amplop Hijau" karena warna amplop yang mereka gunakan untuk membungkus uang tunai saat Hari Raya dan juga membedakannya dengan istilah "Duit Raya" (THR versi Malaysia dan Singapura).

Penulis : Doni Dwi Putera

Editor : Fredric Chia

SUMBER :

- Aryani, Dewi Isma, Tradisi Angpaw di Indonesia, dalam Prosiding "Akulturasi dalam PelestarianBudaya Indonesia", Universitas Kristen Maranatha, 18 Februari 2011.

- Destyanisa Tazkiyah. 'Adaptasi Tradisi Angpau Saat Hari Raya Lebaran di Purwokerto. Perspektif Teori Agil Talcott Parsons'. Jurnal Cakrawala Mandarin. Vol 6, No 1 (2022) > Tazkiyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun