Pemekaran Feng Shui lainnya terjadi selama Dinasti Han (206 SM - 220 M). Perluasan kekaisaran Tiongkok yang perkasa selama Dinasti Han menggabungkan berbagai zona geografis dan iklim, masing-masing dengan kebutuhan Feng Shui mereka sendiri. Feng Shui berkembang lebih jauh selama kekaisaran besar Dinasti Tang (618-907 M) dan Dinasti Song yang artistik di Song bagian utara (960-1126 M) dan Song bagian selatan (1127-1279 M), yang telah dibandingkan pada era Renaissance.
Ming diterjemahkan sebagai "cerah" dan kemajuan budaya yang dibuat selama Dinasti Ming (1368-1644 M) memang cemerlang. Kaisar Ming Chu Yuan-Chang menyatukan kembali Tiongkok dengan merebut Beijing pada tahun 1368 dan membebaskan Tiongkok dari kekuasaan bangsa Mongol selama seratus tahun. Chu Yuan-Chang menghidupkan kembali kebijaksanaan Feng Shui "Norma Tempat Tinggal" Dinasti Han untuk menciptakan situs pemakamannya yang indah dan damai terutama makam Dinasti Ming.
Menurut aturan dan norma, situsnya dilindungi dari angin utara yang dominan, dan pemandangan pegunungan yang terus menerus sehingga celah atau lorong tidak terlihat di antara mereka, dan bentuknya dapat membawa menguntungkan (auspicious). Ahli geomansi Feng Shui modern meningkatkan kedamaian dan keharmonisan makam Dinasti Ming selama "Lompatan Jauh ke Depan" (1958-1959). Sebuah penampungan air yang dibangun di bagian selatan menambahkan pemandangan yang indah dengan cara ini perdamaian yang berkelanjutan antara langit dan bumi dapat dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Levitt, Susan. Taoist Feng Shui: The Ancient Roots of the Chinese Art of Placement. Destiny Books, 2000.
Dong. Imperial Tombs of the Ming and Qing Dynasties -- the Thirteen Ming Tombs in Beijing. 22 Feb. 2021, www.dong.world/2021/02/thirteen-ming-tombs-in-beijing/.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H