Cuihh, rasanya aku ingin meludahi muka mereka....
ADIL sahabatku,
Mungkin kamu belum tahu, aku sekarang bekerja di tempat yang membuat aku banyak tahu tentang mereka, tentang kelakukan mereka yang selalu berkata atas nama rakyat itu.
Mereka sering berteriak soal kebenaran, padahal mereka adalah biang bajingan.
Mereka selalu menyebut dirinya bersih, padahal mereka hampir setiap hari memeras dan menerima suap.
ADIL sahabatku,
Aku mulai mendengar amarah di asah di kolong-kolong jembatan.
Kecewa bersemi di pinggir-pinggir jalan penuh sampah.
Sementara tidak ada tempat buat menjawab amarah itu.
Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan kekecewaan itu.
Mereka sepertinya tuli atas suara-suara itu.