Saya juga berharap, dalam pembentukan kabinet baru di tahun 2024 dapat berjalan dengan baik supaya fenomena Ganti Menteri Ganti Kurikulum tidak terulang kembali. Waktu telah memberikan pelajaran bahwa setiap pergantian menteri pendidikan seringkali diikuti dengan perubahan kurikulum, yang pada akhirnya mempersulit siswa-siswi dalam proses belajar. Penyesuaian terhadap kurikulum yang baru tidak hanya membutuhkan waktu dan sumber daya, tetapi juga dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian di kalangan siswa serta guru.
Jangan biarkan kepentingan politik mengaburkan visi untuk menciptakan pendidikan yang bermutu dan inklusif. Kementerian pendidikan yang baru diharapkan untuk tidak terjebak dalam siklus gonta-ganti kurikulum yang hanya menambah beban bagi siswa. Sebaliknya, fokuskan perhatian pada penyempurnaan kurikulum yang telah ada.Â
Jika memang dirasa perlu untuk menciptakan kurikulum yang baru, tentunya dengan catatan bahwa kementerian pendidikan dapat memastikan bahwa setiap perubahan memberikan nilai tambah bagi kemajuan pendidikan secara keseluruhan dan berlaku jangka panjang dengan pertimbangan yang sangat matang sehingga tidak terjadi perubahan dalam jangka waktu yang singkat.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang bermutu dan inklusif bagi semua warga negara. Pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna, sehingga menjadi tugas kita bersama untuk terus memperjuangkan pendidikan yang sesuai dengan amanat konstitusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H