Mohon tunggu...
Matthew Owen Van Fredlian
Matthew Owen Van Fredlian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana

Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial, khususnya hukum dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Pendidikan Nasional: Panggung Refleksi Terhadap Tantangan Pendidikan di Indonesia

13 Mei 2024   17:25 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:38 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali terjadi pergantian kurikulum, siswa harus beradaptasi dengan pola pembelajaran baru, memahami tujuan pembelajaran yang berbeda, dan menyesuaikan diri dengan metode dalam kurikulum yang baru. 

Siswa mungkin merasa kebingungan atau frustrasi karena terpaksa meninggalkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan harus menyesuaikan diri dengan materi baru yang mungkin berbeda atau lebih kompleks. 

Begitupun guru juga harus membiasakan diri kembali dalam mengimplementasikan kurikulum yang baru, menciptakan materi pembelajaran yang sesuai, dan memberikan bimbingan kepada siswa dalam menghadapi perubahan tersebut. Proses ini memerlukan waktu dan upaya lebih dari siswa, guru, dan pihak sekolah.

Fenomena Ganti Menteri Ganti Kurikulum sangat menghambat proses pembelajaran jika tidak diikuti oleh riset dan kajian yang mendalam. Perlu diingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang dari Sabang-Merauke memiliki kendalanya masing-masing, baik dari aspek geografis maupun dari aspek sosiologis. 

Penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dampak psikologis dan akademis dari perubahan kurikulum. Harapannya, pemerintah memang benar-benar melakukan riset yang mendalam untuk mengetahui sejauh mana kurikulum yang diterapkan itu dapat diterima di seluruh lapisan masyarakat.

Kesimpulan: Menghadapi Tantangan Dunia Pendidikan bagi Masa Depan Bangsa

Dari kedua tantangan tersebut, terlihat jelas bahwa kepentingan politik masih kerap kali mencampuri dan mengganggu sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini diperparah dengan maraknya komersialisasi pendidikan, terutama di perguruan tinggi negeri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami disorientasi yang menyebabkan fokus pendidikan beralih dari pengembangan karakter dan intelektual menjadi hanya sekadar wadah untuk mendapatkan keuntungan finansial. 

Jika dibiarkan, permasalahan ini dapat merusak kualitas pendidikan dan membuat pendidikan tidak terjangkau bagi banyak orang. Dalam membenahi permasalahan dalam dunia pendidikan, harus adanya perbaikan dari hulu ke hilir. 

Perhatian pemerintah juga harus dipertanyakan, serius atau tidaknya mereka dalam melihat masalah pendidikan ini, karena pendidikan menjadi pondasi bagi negeri ini menuju cita-cita bersama. 

Pemerintah dan para pakar dalam dunia pendidikan perlu bekerja sama secara proaktif untuk mencari solusi yang efektif dalam memajukan sistem pendidikan di Indonesia. 

Upaya kolaboratif antara semua pemangku kepentingan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan para pakar pendidikan, diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dan memastikan kelancaran transisi antara kurikulum yang lama dan yang baru. 

Pemerintah perlu meningkatkan fungsi pengawasan dalam mencegah praktik komersial yang merugikan serta menciptakan sistem yang adil dalam penentuan UKT sehingga jangan sampai orang yang kaya mendapatkan UKT yang rendah sedangkan orang yang kurang mampu harus membayar UKT yang tinggi. Permasalahan ini harus dengan cepat diselesaikan supaya pendidikan di Indonesia dapat menjadi sarana pembangunan bangsa yang inklusif dan berkeadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun