Iya. Kami memang berasal dari Dusun yang sama di Musi Rawas Utara. Daerah yang merupakan salah satu penghasil karet terbesar di Sumatera Selatan.
"Sekarang orang-orang di Dusun mulai mengganti kebun karet dengan komoditi perkebunan yang lebih menguntungkan" katanya.
Iya. Sebagaimana kita tahu, harga komoditi karet terjun bebas, pada hampir satu dekade ini.
"Potonglah para (sadaplah karet) di kebun kami. Tak perlu berbagi hasil. Asalkan getahnya kau jual dengan kami. Hanya ongkos angkut dari dusun ke pabrik, yang untung kami dikit.' sampai segitu aku sampaikan ke orang Dusun, tapi tetap tak ada yang mau kerja menyadap karet", lanjutnya.
Obrolan pun jadi agak serius, ketika ada kawan yang bertanya tentang peta yang terpampang di ruang kerjanya.
"Sebagaimana kita tahu, Kota Bengkulu ini adalah daerah yang rawan akan bencana gempa dan tsunami. Â Jadi BPBD itu punya modeling peta evakuasi tsunami seperti yang terpampang di dinding ini" paparnya.
"Hmmm... peta itu kan lapak saya. Sekarang kawan pula yang jarah haha..." sahutku
Ia lalu berdiri untuk menjelaskan tentang informasi yang ada dalam peta tersebut.
"Kalau kita lihat gambar, setiap lokasi di Kota Bengkulu ini sudah dipetakan ketinggian. misalnya ini Benteng Malborough tinggi sekitar 8 m dpl, rumah dinas Gubernur 12 m dpl, UNIB 20 m dpl. Dengan diketahuinya jarak dan ketinggian, ketika terjadi tsunami, berapa lama air laut akan sampai ke lokasi tersebut. Dengan pengetahuan tersebut, harapannya kita bisa menyiapkan diri untuk melakukan evakuasi" terangnya.
"Sepertinya rumah Tradis di Panorama ini aman, agak lama air laut sampainya" celetuk kawan juniorku.
"Jadi tsunami ini tidak hanya menyapu pada aliran permukaan, tapi juga menekan dibawah permukaan, atau masuk ke dalam pori-pori tanah. Aliran bawah tanah ini dikhawatirkan akan tertampung di Danau Dendam Tak Sudah, hingga penuh dan tumpah kembali kelaut lewat permukaan, dan daerah Panorama rumah Tradis" bahasnya.