Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis - Pembicara - Penulis - Aktivis

Better is not enough. The best is yet to come

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Wasit Itu Bernama Bawaslu

26 November 2024   13:50 Diperbarui: 26 November 2024   17:23 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumen Pribadi

Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki - Mohammad Hatta

Kalau ingat wasit, mayoritas kita tidak akan melupakan nama Wasit Ahmed Al Kaf dari Oman yang memimpin pertandingan Sepak Bola Indonesia vs Bahrain.  Kita tidak bisa melupakan bagaimana jalannya kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf yang begitu mudah menjatuhkan pelanggaran kepada Team Indonesia, namun berlaku sebaliknya kepada Team Bahrain. 

Tercatat Wasit Ahmed Al Kaf meniupkan pluitnya sebanyak 27 kali kepada Team Indonesia, padahal kontak fisik yang dilakukan Team Indonesia kpd Team Bahrain sangat minim dan tidak keras. Sebaliknya Wasit Ahmed Al Kaf hanya meniupkan pluit tanda pelanggaran yang dilakukan Team Bahrain kepada Team Indonesia sebanyak 10 kali.

Pada menit ke-60, Wasit Ahmed AL Kaf tidak memberikan hukuman tendangan bebas kepada Team Indonesia setelah pemain Indonesia Rafael Struick dilanggar pemain Bahrain di depan kotak pinalti Bahrain. 

Tercatat 2 kartu kuning diberikan kepada Team Indonesia, dan 1 Kartu Kuning diberikan kepada Team bahrain. Namun yang paling menyesakkan adalah perpanjangan waktu di babak kedua yang melebihi waktu tambahan 6 menit yang diberikan wasit ke-4 Qasim Al-Hatmi, oleh Wasit Ahmed AL Kaf dilebihkan menjadi 9 menit yang menyebabkan Team Bahrain memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyamakan kedudukan mereka dan berakhir dengan skor 2-2 melawan Team Indonesia.

Kita semua marah dan kecewa atas kepemimpinan Wasit Ahmed AL Kaf yang merugikan Team Indonesia. Kita marah karena beberapa tahun terakhir ini kita telah banyak melakukan penataan sepak bola di negeri tercinta. 

Kita memiliki STY pelatih yang andal untuk Timnas. Kita memiliki sederet pemain kaliber dunia disamping pemain berbakat yang bermain di liga dalam negeri. 

Demikian juga kualitas pertandingan liga sepak bola dalam negeri yang semakin baik dengan diberantasnya mafia judi bola yang selama ini dianggap merusak potensi dan pembinaan sepak bola nasional. Setelah banyak hal kita perbaiki dengan kerja keras dan tentu nya biaya yang tidak sedikit, kita disajikan dengan pertandingan berat sebelah yang merugikan kita akibat wasit yang kurang mampu bersikap adil. Wajar kita semua emosi.  

Kalah dan menang dalam setiap pertandingan adalah wajar. Pihak yang memiliki persiapan lebih baik, lebih giat berlatih pasti memiliki peluang menang lebih tinggi, walaupun terkadang dalam suatu pertandingan bisa saja dimenangkan oleh pihak yang lebih cerdik, bukan yang lebih giat.  Olah raga menjunjung tinggi sportivitas, namun belum tentu sifat sportivitas ada dalam diri setiap olah ragawan. 

Pemain kaliber sekelas Neymar, Cristiano Ronaldo, Luis Suarez, Didier Droga adalah beberapa pemain sepak bola yang dikenal suka melakukan diving, tindakan berpura-pura jatuh atau kesakitan setelah mendapat perlakuan dari pemain lawan. Bahkan terkadang tidak terjadi kontak fisik pun diving bisa dilakukan. Disini lah diperlukan peran seorang wasit untuk memastikan bahwa pertandingan yang dipimpinnya berjalan dengan baik dan adil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun