Bilamana di masa lalu Kota bekasi dianggap sebagai kota terbelakang yang lokasi nya antah berantah hingga muncul meme Kota Bekasi adanya di planet lain, kini Kota Bekasi sudah jauh berkembang dan berbeda.
Kota Bekasi sekarang ibarat gadis cantik yang diperebutkan pria. Selain berhasil merubah predikat sebagai Kota Intoleran ke-2 menjadi Kota Toleran ke-2, Kota Bekasi semakin elok dengan PRDB (Produk Regional Domestik Bruto) yang yang besar.Â
Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa PRDB Kota Bekasi pada Kuartal 2 Tahun 2024 mencapai Rp 279 Triliun, terbesar di Jawa Barat, menyalip PRDB Kota Bandung sebesar Rp 221 Triliun, yang notabene Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat.
 Kota Bekasi berhasil menjadi kota terkaya di Jawa Barat berkat kontribusi dari Sektor Industri, Perdagangan dan Jasa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bekasi di Tahun 2022 juga mendapat penilaian SANGAT TINGGI dengan nilai 82,46.
Selain memiliki PRDB terbesar di Jawa Barat, Kota Bekasi juga memiliki penduduk yang lebih beragam dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat. Berdasarkan Sensus penduduk Tahun 2020, penduduk Kota Bekasi terdiri dari Jawa (523.740), Betawi (473.309), Sunda (331.117), Batak (78.149), Minangkabau (50.779), Tionghoa (13.476), Banten (5.899), Cirebon (4.622) dan lainnya (176.421).Â
Demikian juga dengan keberagaman agama di Kota Bekasi. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat Tahun 2023 menunjukkan bahwa Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk non muslim terbanyak di Jawa Barat, yaitu sebesar 11,20%, dibandingkan dengan data jumlah penduduk non muslim di Provinsi Jawa Barat di angka 2,64%.
Selain Kota Bekasi, 5 kota lainnya di Jawa Barat yang memiliki populasi penduduk non muslim adalah: Kota Bandung = 7,71%, Kota Depok = 6,78%, Kota Bogor = 6,57%, Kota Cirebon = 6,49% & Kota Cimahi = 5,63%.
Di Kota Bekasi juga terdapat Kampung Sawah di Jati Murni, yang mendapat predikat sebagai Kampung Pancasila. Warga Betawi di daerah tersebut, yang kerap melabeli diri mereka sebagai Betawi Pinggiran dan mayoritas beragama Katolik, hidup berdampingan dengan rukun dan damai dengan warga dari agama lain, seperti Muslim, Kristen dan Buddha.Â
Kampung Sawah bahkan kerap dijadikan bahan referensi mengenai kerukunan antar umat beragama serta telah diliput oleh banyak media televisi nasional.Â
Baru-baru ini, Kampung Sawah kembali mendapat kehormatan menerima santri-santri dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengalami indah nya hidup dalam keberagaman di Kampung Sawah.Â
Para santri selama di Kampung Sawah, berdiam di rumah-rumah warga yang beragama non muslim. Kegiatan ini sangat positif untuk membangun dan menjaga keberagaman yang dimiliki negara tercinta kita.Â