Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis - Pembicara - Penulis - Aktifis

Better is not enough. The best is yet to come

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menjaga Kota Bekasi, Kota Penuh Keberagamanan nan Elok

7 November 2024   17:32 Diperbarui: 11 November 2024   08:51 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau ditelisik ke belakang, pada Tahun 2015, Kota Bekasi pernah menempati peringkat ke-93 dari 94 Kota, atau dengan kata lain, pada Tahun 2015 Kota Bekasi merupakan Kota Intoleran ke-2 di Indonesia. 

Pemerintah Kota Bekasi memegang peranan penting untuk mengubah predikat Intoleran ke-2 menjadi Kota Toleran ke-2 di Indonesia sekarang.

Kalau diingat kembali, pada Tahun 2017 di Kota Bekasi pernah terjadi aksi besar penolakan masyarakat atas pembangunan Gereja Santa Clara di Kecamatan Bekasi Utara yang berakhir ricuh dan menyebabkan bentrokan antara demonstran dengan polisi. 5 anggota polisi dan sejumlah demonstran terluka saat itu. Bahkan Kabag Ops Polres Bekasi Kota saat itu, AKBP Aslan Sulastomo menderita luka robek di bagian bibir setelah terkena lemparan batu para pendemo.

Namun Wali Kota Bekasi saat itu, Rahmat Effendi, tidak mundur dan menegaskan komitmen nya untuk memastikan seluruh warga Kota Bekasi mendapatkan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan.

"Kota Bekasi memiliki daya tarik tersendiri karena masyarakatnya memiliki latar belakang yang berbeda. Keberagaman dan kearifan lokal adalah aset untuk membangun suatu daerah"tegas Rahmat Effendi. 

Bahkan di depan para demonstran, Rahmat Effendi dengan berani berkata : "Lebih baik kepala saya ditembak daripada saya harus mencabut IMB gereja tersebut, karena IMB itu sudah sesuai dengan hukum yang berlaku".

Upaya dan kerja keras Rahmat Effendi membuat perubahan total yang membawa Indeks Kota Toleran di Kota Bekasi terus meningkat, dan disempurnakan oleh penerusnya, Tri Adhianto hingga berhasil bertengger di Posisi ke-3 dan terus meningkat di Tahun 2023 menjadi posisi ke-2.

Kepala daerah memang memegang peranan penting dalam menentukan ke arah mana daerah nya akan dibawa. Apakah menjadi Kota Toleransi atau Kota Intoleran.

Dalam Acara Dialog Nasional Pemerintah Kota sebagai Pilar Penting Toleransi yang diselenggarakan Tanggal 30 September 2021, Menteri Dalam negeri, Tito Karnavian menegaskan bahwa Pemerintah Kota merupakan Pilar Utama merawat toleransi antar umat beragama.

Kerukunan dan segala kemajuan kota dapat hancur seketika jika tidak ada konsistensi dan keseriusan mengawal nya. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan dan produk hukum harus terhindar dari kebijakan diskriminatif.

Kota Bekasi sebagai kota keragaman yang elok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun