Lalu hampir 3 tahun saya di perusahaan makanan beku, saat ditugaskan mengembangkan penjualan distributor daerah, rata-rata penjualan tumbuh 100% setiap tahun selama 2 tahun. Kemudian 1 tahun di perusahaan makanan beku yang lain, penjualan tumbuh 68% dan terus tumbuh walaupun saya telah meninggalkan perusahaan tersebut.Â
Saya percaya bahwa saya bukan satu-satunya kutu loncat yang mengukir prestasi di suatu perusahaan. Pasti masih banyak kutu loncat-kutu loncat lain yang memiliki prestasi yang bahkan lebih baik dari saya. Dan tentunya banyak juga yang bukan kutu loncat juga memiliki prestasi kerja yang cemerlang dan lebih baik.
Baiklah, kalau membaca paragraf di atas, mungkin benar seorang kutu loncat bisa membawa hal-hal baru bagi perusahaan dimana itu bekerja. Tapi inti nya tetap repot, kita tidak mau ada seorang kutu loncat bekerja masuk ke perusahaan kita. Serius, repot.
Hmmm, maaf. Kalau di jaman sekarang ini kita masih berpikir dalam kerangka seperti ini, mungkin sebenarnya kita lah yang menjadi masalah utama dalam perusahaan.Â
Di jaman sekarang ini, dengan kecenderungan lebih sering berpindah kerja yang dimiliki Gen Y dan Gen Z, bagaimana mungkin kita masih berharap mendapat CV kandidat pelamar dengan pengalaman hanya bekerja di 1 (satu) perusahaan selama 4-5 tahun karir nya? Benar tidak semua Gen Y dan Gen Z selalu pindah pindah kerja, tapi jangan lupa, persentase jumlah orang-orang yang cenderung berpindah kerja dari Gen Y ke Gen Z semakin besar. Dari 43% (Gen Y) menjadi 61% (Gen Z).Â
Jadi, maklumi saja?. Sudah nasib bagi perusahaan jaman sekarang memiliki karyawan pindah-pindah kerja?
Tentu tidak. 61% adalah jumlah yang tinggi. Hampir 2/3. Masih ada 1/3 yang ogah pindah-pindah kerja. Tapi juga tidak mungkin suatu perusahaan bisa mendapatkan seluruh karyawan Gen Z nya yang berada di bagian 1/3 ; yang tidak ikut berpindah pindah kerja ?.
Kemudian masing-masing generasi memiliki karakternya sendiri, dan tentunya Ilmu Sumber Daya Manusia telah mempelajarinya serta memiliki solusi untuk mengatasi masalah dari tiap generasi. Lihat saja, 50 tahun lalu mana ada perusahaan yang menyediakan lounge bagi karyawan nya dengan segala fasilitas yang memanjakan karyawannya selama jam kerja?Â
Saya pernah mengunjungi suatu perusahaan multinasional yang menyediakan fasilitas gym di kantor, meja billiard, karaoke hingga Coffee Corner. Setiap saat karyawan yang jenuh dan ingin refreshing bisa datang ke ruangan lounge tersebut. 50 tahun lalu, jangan kan dikasih fasilitas lounge, staf kantor yang tiba-tiba meninggalkan kantor bisa segera mendapat Surat Peringatan. Apalagi ketahuan nge-gym di jam kantor, bisa langsung di PHK malah.
Industri IT sangat banyak diisi oleh kaum muda. Gen Y dan Gen Z mengisi sebagian besar pekerjaan di perusahaan-perusahaan IT. Baik Gen Y maupun Gen Z bukan pribadi yang bisa dikekang oleh waktu bekerja yang kaku.Â
Oleh sebab itu, pekerja industri IT yang menuntut kreatifitas tinggi, tidak lagi bekerja di perkantoran resmi. Melainkan didirikan "camp" dengan fasilitas2 olah raga dan hiburan yang lengkap bagi mereka. Mau dari pagi langsung berenang lalu siang karaoke tidak menjadi masalah, asalkan tenggat waktu penyelesaian pekerjaan nya tercapai. Sesuatu yang menjadi wajar di jaman sekarang ini, itu hal mewah di masa lalu.