Sebulan kemudian saya berkunjung kembali ke familia Young Studio di Plaza Indonesia. Hasilnya? Tidak ada satupun yg terjual... Walaupun kaos saya dibuat dari bahan kaos yg bermutu, punya bordiran logo klub olahraga ternama, dijahit di konveksi yang juga langganan merk ternama, kemudian harga jual jauh lebih murah dari kompetitor. Kurang apalagi coba? Tapi kenyataannya tidak laku. Kalah bukan dengan produk sejenis yg lebih murah, tapi dengan produk sejenis yang lebih mahal.
Pengalaman lain saya adalah saat bergabung di sebuah perusahaan lubrikan nasional ternama, di Bulan September 2013, saya berkesempatan melakukan revisi harga jual karena depresiasi Rupiah terhadap USD yg saat itu melemah banyak.
Setelah BOD mengeluarkan angka kenaikan untuk penyesuaian rate USD terkini, yaitu kenaikan Rp 1.000/ kaleng oli SAE 10W-40; saya langsung mengajukan kenaikan harga luar biasa, yaitu Rp 11.000/ kaleng (oli mobil).
Pertimbangan saya adalah kondisi pasar. Saat itu kami menyakini produk kami lebih baik di pasar karena kandungan base oil nya adalah campuran Oli Sintetik (oli Group 3) dengan Oli mineral (oli Grup 2).
Sementara di pasar, merk2 internasional yang kuat masih menggunakan oli mineral (oil group 2). Dan selesih harga produk kami dengan kompetitor merk internasional adalah Rp 13.000.
Kami punya merk bagus, produk bagus, namun dari harga jualnya mencerminkan kelas produknya jauh dibawah merk internasional. Image konsumen pengguna oli SAE 10W-40 yg notabene mobilnya bukan mobil lawas, kelas menengah, akan melihat kualitas produk kami dibawah merk internasional dari segi harga jual.
Oleh sebab itu saya mengusulkan kenaikan harga hingga Rp 11.000 khusus untuk item tersebut (SAE 10W-40). Usulan saya ditentang BOD, karena dalam sejarahnya tidak pernah menaikkan harga setinggi itu.
Biasanya hanya naik Rp 500 - Rp 1.000 / kaleng (botol). Tapi saya ingin mengkerek image produk ini, dan saya mengusulkan agar kenaikan 11 ribu rupiah tersebut tidak langsung semua dikantongi perusahaan, karena pasti akan menimbulkan gejolak di tingkat penjual dan bengkel.Â
Saya mengusulkan perusahaan mengantongi Rp 4.000 (sudah jauh diatas rencana kenaikan Rp 1,000), sementara Rp 7.000 saya gunakan untuk trade promo dengan membuat Paket Penjualan berdurasi 6 bulan. Kemudian selanjutnya 6 bulan berikutnya saya berencana membuat Paket Penjualan kembali namun dengan anggaran cukup Rp 4.000.
Akhirnya rencana saya didukung owner dan BOD. kami siapkan hadiah2 sesuai Paket Penjualan dengan berbagai pilihan paket dan hadiah. Setelah matang, seminggu kemudian kami luncurkan di level distributor untuk diteruskan ke penjual dan bengkel.
Awalnya ada penolakan, tapi setelah dijelaskan keuntungan hadiah yg diperoleh, hampir semua bengkel mobil dan grosiran oli mobil yg akhirnya mengambil paket penjualan tersebut. Bisa dibilang program tersebut sukses walaupun ada kenaikan harga yang tinggi.