Kinerja salesman saya monitor tiap hari untuk memastikan mereka berhasil menjual. Semua ini kemudian secara langsung membentuk karakter dan pandangan saya dalam bekerja : Goal Oriented. Harus bisa capai tujuan (target), bagaimana pun caranya. Dan ternyata kini saya malah semakin mencintai profesi di bidang penjualan ini.
Harus kita akui kalau profesi penjual memang masih dipandang sebelah mata. Jangankan orang lain, kita pun sering kali tidak jujur saat ditanya teman atau calon pacar dan calon mertua. "Saya Marketing". Tidak berani menjawab " Saya seorang Salesman". Padahal kita harus jujur bahwa yg namanya menjual itu ada dalam setiap sendi kehidupan kita.Â
Mau jadi guru / dosen? Harus mampu menjual diri dan ilmu nya agar diterima bekerja sehingga bisa menjadi guru / dosen. Mau bekerja jadi manager, general manager bahkan direktur juga harus mampu menjual dirinya. Harus mampu menunjukkan kualitas dirinya.Â
Kalau hanya cerdas, pintar, sanggup menyelesaikan masalah kerja yg rumit, namun tidak bisa menjual kemampuan dirinya, pendiam / malu-malu, tidak bisa bergaul, cenderung pasif, tidak akan mungkin dipromosikan ke jenjang karir yg lebih tinggi.Â
Demikian juga kalau kita bekerja di organisasi nirlaba, juga harus bisa menjual. Yang dijual adalah jasa dan pelayanannya kepada masyarakat. Pembeli jasanya? Perusahaan-perusahaan melalui dana CSR, atau bantuan pemerintah. Organisasi nirlaba yang tidak mampu "menjual" jasa dan pelayanannya, dipastikan tidak ada perusahaan / pemerintah yang mau mendukung pendanaan, sehingga akhirnya organisasi tersebut pun tidak akan hidup lama.
Mau menjadi tentara / polisi dan mendapat jenjang pangkat yg baik juga harus bisa menjual dirinya. Apa yang dijual? Dedikasi diri, ketrampilan, kecerdasan, ketaatan dan kemampuan organisasi serta kepemimpinan.
Bahkan untuk mendapat pasangan guna membangun rumah tangga pun kita harus mampu "menjual" diri kita. Pria "menjual" dirinya agar diterima wanita dan keluarga wanita. Wanita "menjual" dirinya kpd pria dan keluarga pria. Apa yang dijual? Perhatian, sayang, komitmen, kerja keras pria untuk menghidupi dan memberikan yang terbaik bagi keluarganya, serta lainnya.
Apapun yang kita kerjakan, semua nya butuh dijual sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan masing-masing. Bentuk / jasa nya boleh berbeda, tapi intinya tetap saja harus ada yang bisa dijual sehingga kita memperoleh imbal balik.Â
Kalau begitu, mengapa kita cenderung menghindari profesi salesman?
Tidak semua orang mau menjadi seorang salesman karena semua tahu, menjadi salesman itu berat. Salesman harus berhadapan dengan orang-orang yang (lebih banyak) tidak kita kenal. Harus bisa mempengaruhi prospek untuk mau membeli produk / jasa yang kita tawarkan. Kalau bertemu orang lain saja sdh malu, bagaimana mungkin bisa berhasil menjual? Mungkin benar kata orang kalau salesman sukses itu adalah orang yang sudah hilang kemaluannya....
Dibutuhkan 3 Ketrampilan + 1 Pandangan untuk bisa menjadi seorang salesman yang sukses.