Mohon tunggu...
fraya anggrainiputri
fraya anggrainiputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bagaimana Pengaruh Part Per Million (PPM) Sucolite Terhadap Kekeruhan Pengolahan Air Baku (Sungai) PDAM?

29 Desember 2023   17:54 Diperbarui: 29 Desember 2023   18:31 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

METODE

Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian berbasis laboratorium. Mekanisme penelitiannya meliputi kegiatan pengambilan data, pengolahan data, dan  analisis data.

  1. Rancangan Penelitian

a.    Bahan dan Alat

Pada penelitian dibutuhkan alat-alat sebagai berikut yaitu, turbidity meter, kuvet, pipet, gelas ukur, gelas beaker 1000 ml, pH meter, dan flokulator. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian meliputi air baku (sungai), aquades, dan succolite. 

b.    Uji Jartest

Jartest dilakukan dengan menggunakan alat flokulator. Sebelum melakukan uji, air baku di test kekeruhan awal dengan turbidity meter untuk mengetahui tingkat kekeruhan air sebelum dan sesudah dilakukan jartest serta pengujian pH air mula-mula. Air baku yang digunakan berupa air sungai yang telah disiapkan dengan ukuran sama sebanyak 1000 ml di dalam gelas beaker. Kemudian air diberi perlakuan putaran cepat sebesar 180 rpm agar air membentuk koloid yang tidak stabil. Kemudian sucolite dengan takaran 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 PPM masing-masing dicampurkan ke dalam 1000 ml air baku dengan waktu 1,5 menit. Kemudian air diberi putaran lambat sebesar 80 rpm dalam waktu 15 menit. Setelah itu air diendapkan selama 15 menit dan diuji kekeruhan dengan turbidity meter dan pH untuk masing-masing air tersebut.   

Variabel Operasional Penelitian

Konsentrasi larutan sucolite 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 PPM sebagai variabel manipulasi. Perputaran air 180 rpm, 80 rpm, waktu 1,5 menit dan 15 menit serta jenis air baku (sungai) sebagai variabel kontrol. Kekeruhan air setelah jartest (NTU) sebagai variabel respon.

Teknik Pengumpulan Data

Setelah dilakukan pengujian jartest, sesuai dengan urutan ppm terkecil diuji kekeruhan dengan alat turbidity meter. Air sampel diambil dengan alat pembantu berupa suntikan agar flok yang terbentuk tidak ikut masuk dalam kaca kuvet pengujian kekeruhan. Apabila flok berhasil teruji maka dapat meningkatkan tingkat kekeruhan air, sehingga air yang diambil adalah air yang terbebas dari flok. Data hasil pengukuran turbidity meter disajikan dalam bentuk tabel dan dibentuk grafik kurva yang kemudian dilakukan analisis data.

Teknik Pengolahan Data

Setelah pengujian jartest dan pengambilan data, selanjutnya data dianalisis berdasarkan hasil yang diperoleh. Analisis dilakukan dengan memberikan penjelasan fisis kualitatif dan kuantitatif dengan berlandaskan teori yang relevan dan mendukung. Kemudian dari hasil penelitian dan analisis tersebut dibuat kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diambil di penelitian ini.

Hasil

Tabel 3.1 Hasil data jar test

NO

CHEMICAL AND DOSAGE

MIXING PROPERTIES

QUALITY OF SUPERNATANT

Description

Coagulant

PPM

Flash mixing(1 menit 30 detik)

Slow mixing

Turbidity (NTU)

PH

Before jar test:

Turbidity : 12.1

PH : 8.28

1

Sucolite SP-211

40

180 rpm

80 rpm

3.62

8.01

2

Sucolite SP-211

50

180 rpm

80 rpm

2.30

8.06

3

Sucolite SP-211

60

180 rpm

80 rpm

2.06

7.96

4

Sucolite SP-211

70

180 rpm

80 rpm

2.05

7.74

5

Sucolite SP-211

80

180 rpm

80 rpm

1.96

7.66

6

Sucolite SP-211

90

180 rpm

80 rpm

1.72

7.58

Dari pengujian menggunakan metode jartest diketahui bahwa sebelum dilakukan jar test kekeruhan air mencapai 12.1 yang tergolong tinggi. Setelah dilakukan uji jar test menggunakan bahan kimia sucolite SP-211 dengan dosis 50 hingga 90 PPM terlihat terdapat penurunan kekeruhan. Dari penurunan kekeruhan dapat diketahui bahwa air tersebut layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Pembahasan

             Jar test adalah suatu metode pengujian untuk mengetahui kemampuan suatu koagulan dan menentukan kondisi penggunaan bahan kimia di lapangan. Tahapan jar test meliputi koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan chlorinasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan dosis optimal dari sucolitte SP-211 yaitu turbidity dan PH yang diukur sebelum penambahan bahan kimia sucolite SP-211 dengan tujuan sebagai penentuan dosis maksimal. Turbidity dan pH air baku setelah ditambahkan bahan kimia sucolite SP-211 akan menurun, dimana tingkat kekeruhan dari air akan berkurang. Akan tetapi turbidity dapat naik apabila dosis yang digunakan terlalu tinggi.

             Berdasarkan data yang diperoleh untuk menentukan dosis optimal setelah dilakukan penambahan bahan kimia sucolite SP-211 yang dilakukan pada sampel air PT. Hanarida Tirta Birawa  menghasilkan dosis optimal yaitu 50 PPM. Dosis tersebut dianggap efektif dan optimal karena hasil turbidity jar test mencapai 2.30 NTU sedangkan standar kekeruhan PT. Hanarida adalah dibawah 2.50 NTU. Dosis 50 PPM dipilih karena dalam penggunaannya dapat menghemat bahan kimia daripada PPM lainnya walaupun memiliki nilai NTU lebih kecil.

             Turbidity dan pH akan selalu menurun seiring bertambahnya dosis bahan kimia sucolite SP-211 yang diberikan, hal ini karena bahan sucolite SP-211 bersifat asam. Proses penurunan pH air  karena molekul air terpecah menjadi ion OH- dan H+ yang kemudian bereaksi dengan bahan sucolite -SP211 tersebut. Semakin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun. Proses ini menghasilkan asam sehingga perlu dicari dosis bahan Sucolite SP-211 yang paling efektif dengan waktu pengendapan yang cepat.

             Bahan sucolite SP-211  yang ditambahkan akan mengalami proses koagulasi untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok yang nantinya akan saling berikatan membentuk flok yang lebih besar dan turun untuk proses sedimentasi. proses koagulasi pada jar test dibagi menjadi flash mix dan slow mix. Proses flash mix dilakukan selama 1 menit 30 detik dengan kecepatan 180 rpm, sedangkan proses slow mix dilakukan dengan waktu 15 menit dengan kecepatan 80 rpm

Kesimpulan

Air yang layak minum haruslah memenuhi persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum. Parameter tersebut disebut sebagai baku mutu air minum. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)  PT. Hanarida Tirta Birawa mengacu Peraturan Gubernur Jawa Timur No 72 Tahun 2013 Baku Mutu V Golongan II tentang persyaratan standarisasi kualitas air minum.Dalam penentuan penggunaan bahan kimia dibutuhkan pengujian jartest. Berdasarkan data penelitian sucolite terpilih sebesar 50 ppm dengan kekeruhan 2,30 NTU dan pH 8,06. Pemilihan sucolite dilakukan dengan tujuan untuk  penghematan penggunaan bahan kimia yang lebih efektif dalam pengolahan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun