Mohon tunggu...
Frappio
Frappio Mohon Tunggu... Konsultan - Technology Company
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Frappio adalah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi sejak 2008. Kami melayani pembuatan website, pengembangan website, melakukan riset SEO dan masih banyak lagi. Kami juga membuka konsultasi di bidang Teknologi. Untuk info lebih lanjut bisa hubungi 0889-0625-0168 (WA-Farah).

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Meningkatkan Brand Awareness

17 Januari 2021   11:11 Diperbarui: 17 Januari 2021   11:20 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brand awareness merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki dari suatu brand. Tanpa brand awareness, sulit bagi suatu barang untuk mendominasi pasar. Lalu pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana cara meningkatkan brand awareness?

Banyak sekali di luar sana cara-cara meningkatkan brand awareness. Tapi di sini, saya akan membagikan cara meningkatkan brand awareness yang biasa dan luar biasa (tidak umum).

Untuk itu, simak artikel ini sampai habis.

Brand Awareness. Apa itu?

Sangat banyak orang yang berlomba-lomba membesarkan brand awareness pada brand mereka.

Sebelum melangkah lebih jauh, taukah kalian apa itu brand awareness?

Sederhananya:

Brand awareness jika di bahasa indonesiakan artinya kesadaran merek yang mengacu pada seberapa mudah diingat brand seseorang bagi pelanggan/konsumennya.

Dengan kata lain, target utama dari brand awareness yaitu...

...menciptakan kesan merek yang mudah diingat bagi khalayak umum (dalam hal ini calon pelanggan dan pelanggan).

Tapi dalam membesarkan brand awareness, beberapa di antara mereka melakukannya dengan kurang benar.

Mau tau bagaimana cara membesarkan brand awareness dengan baik dan benar? Berikut jawabannya....

Cara meningkatkan brand awareness dengan benar: pantau dan retargeting dengan benar

Ini yang paling penting!

Banyak sekali para advertiser di luar sana yang belum sadar akan pentingnya memantau jalannya advertising di berbagai media (SEM, FB ads, IG ads, dsb).

Maksudnya?

Orang-orang terbiasa dengan: begitu iklan jalan, urusan selesai dan tunggu iklan tersebut selesai.

Kalau salah satu di antara kalian terbiasa dengan cara ini, maka harus dihentikan segera kebiasaan tersebut!

Lalu seperti apa cara yang benar?`

Begini cara melakukannya dengan benar:

  • Pahami perilaku calon konsumen/pelanggan kalian;
  • Pekerjaan, kegiatan yang mungkin disukai, juga banyak diabaikan tapi sebenarnya ini penting untuk diperhatikan;
  • Memprioritaskan di jam-jam padat netizen;
  • Lakukan trial dan error ditengah-tengah jalannya iklan sangat dianjurkan;
  • Sebelum menemukan target paling pas, beriklanlah dengan biaya paling minim (ditandai dengan banyaknya engagement/reaksi dari netizen).

Cara meningkatkan brand awareness: Kumpulkan Lead dengan mengadakan event

Agar para calon pelanggan/konsumen mau menyerahkan kepercayaan mereka kepada brand yang akan dibangun, memberikan sesuatu yang bernilai kepada mereka adalah salah satu cara yang harus ditempuh.

Inilah simbiosis mutualisme di dalam digital marketing.

Memberi sesuatu yang bernilai dengan harapan, para calon pelanggan memberikan kepercayaannya kepada brand kalian.

Mengumpulkan brand awareness dengan content marketing

Masih dengan simbiosis mutualisme di dalam digital marketing.

Content marketing akan menjadi strategi yang paling efisien apabila kita menyematkan mutualisme di dalam content marketing.

Ya!

Konten "daging" atau yang sangat bernilai atau yang shareable bagi para calon konsumen/pelanggan akan menjadi pemantik yang baik.

  • Akan timbul word of mouth di sana;
  • Engagement (share, dsb) akan meningkat tanpa iklan;
  • Mereka akan seketika percaya dan menjadi konsumen karena kepercayaan berhasil didapatkan melalui transaksi mutualisme yang terjadi.

Kemungkinan terburuk dari content marketing adalah:

  • Membagikan sesuatu yang bernilai (daging) berpotensi menimbulkan kompetisi lebih banyak.

Sebagai tambahan, daging dalam hal ini tidak harus sesuatu yang bernilai. Dalam beberapa kasus bisa berupa sesuatu yang mengandung emosi (menjual emosi yang memantik emosi).

Dalam hal ini, kita bisa menilik cara Burgerking menyedot perhatian para netizen melalui surat yang ditujukan kepada pembaca dan mengajak mereka untuk "membeli" produk pesaing.

Itu sama sekali tidak terdengar seperti cara meningkatkan brand awareness, tapi faktanya itu adalah konten daging yang berisi emosi dengan tujuan memantik emosi (simpati) dari para netizen.

Bagaimana dengan hasilnya?

Burgerking bisa mendapatkan puluhan ribu share (tanpa iklan) hanya dengan secarik konten tersebut.

Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa;

Daging yang berisi ilmu/pengetahuan bermanfaat akan kurang berefek apabila dibandingkan dengan konten daging yang menjual emosi.

Untuk itu, dalam melakukan konten marketing, menyematkan emosi di dalamnya itu perlu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun