Komunikasi diharapkan membantu target pasien rawat jalan, dan penelitian kepuasan pasien semakin penting. Petugas kesehatan telah menunjukkan perbedaan yang sama sekali berbeda, dan pentingnya konsumsi konsumen diperkuat oleh pengenalan sistem pembayaran calon.Â
Rumah sakit mulai memikirkan perawatan medis dalam hal lini produk atau layanan, sebuah pengembangan yang dapat menyederhanakan praktik pemasaran kedepan. Rumah sakit menyadari manfaat yang diperoleh dari berkomunikasi langsung dengan konsumen untuk layanan seperti kebidanan, operasi kosmetik, dan perawatan rawat jalan.
Pada tahun 1990-an, fungsi komunikasi semakin penting di dalam organisasi layanan kesehatan. Perspektif institusional yang telah lama mendorong pengambilan keputusan memberi jalan kepada pembuatan keputusan mengemudi-pasar. Kebijakan-kebijakan perusahaan dan prosedur yang dibuatnya telah dibuat berdasarkan pertimbangan staf rumah sakit, bukan pasien pasien, diperiksa ulang dari sudut pandang pelanggan dan khalayak eksternal lainnya.Â
Popularitas program hubungan tamu selama tahun 1990an memperkokoh transformasi pasien menjadi pelanggan. 1990-an mewakili titik balik dalam mengembangkan pemasar pasif dalam bidang kesehatan. Setiap rumah sakit sekarang berusaha memenangkan "hati dan pikiran 'untuk konsumen layanan kesehatan. Konsumen ditemukan kembali selama proses ini, dan pertumbuhan konsumsi langsung ke konsumen dari pertumbuhan pesat.Â
Pelanggan semakin terpengaruh, pemasaran menjadi semakin terintegrasi ke dalam operasi organisasi layanan kesehatan. Munculnya internet sebagai sumber informasi kesehatan semakin memacu munculnya konsumerisme. Pengambilan wewenang yang baru diberdayakan memperkuat peran yang sangat penting (jika spesifik) dalam membentuk kembali sistem perawatan kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H