Mohon tunggu...
Oyong Liza Piliang
Oyong Liza Piliang Mohon Tunggu... -

Praktisi Media

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Modal-modal Pemimpin Sebelum Berlaga di Pilkada

18 Februari 2018   20:50 Diperbarui: 18 Februari 2018   20:54 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan  langsung membutuhkan modal tidak sedikit. Banyak komponen yang mesti  digabungkan sebagai mesin pemenang. Semuanya perlu bahan bakar bernama  duit. Di samping memiliki kendaraan politik--yang tentu saja butuh  biaya--para calon tentunya akan membentuk barisan tim sukses. Tim sukses  tidak akan bergerak tanpa uang.

Menurut Ilham S, Konseptor  Popularitas dan Elektabilitas Politik Sumatera Utara, para kandidat  mesti memiliki tiga modal sebelum maju dalam kontestasi pilkada langsung.

1. Modal Politik (Political Capital)

Modal  politik sebagai aktivitas untuk mencapai kekuasaan dan sumber daya  untuk merealisasikan hal-hal yang dapat mewujudkan kepentingan meraih  kekuasaan. Intinya, modal politik adalah kekuasaan yang dimiliki  seseorang, yang kemudian bisa dikontribusikan terhadap keberhasilan  kontestasinya dalam proses politik seperti pemilihan umum.

Modal  politik berupa dukungan dari partai politik dan para elit politik,  organisasi kemasyarakatan dan jaringan primordial. Dalam konteks politik  Pariaman, para elit adalah mereka yang memiliki jabatan strategis di  pemerintahan, partai politik, organisasi kepemudaan, tokoh agama  berdengar yang memiliki pengaruh besar terhadap kelompok masyarakat.

Di  samping itu, kandidat juga harus memiliki kapasitas pribadi yang  berkualitas, seperti kedudukan sosial, jabatan politik dan struktural,  hingga posisi strategis dalam masyarakat primordial.

Dukungan  oleh para elit politik sejatinya akan diberikan kepada calon kepala  daerah yang memiliki cukup syarat seperti ketokohan, kompetensi,  popularitas, kapabilitas dan integritas, termasuk moralitas yang akan  menjadi opini publik.

Pemberian dukungan kepada kandidat  tentunya merupakan hasil lobby elit politik dengan melihat elektabilitas  serta isi kantong tas kandidat yang akan diusung untuk dijagokan  sebagai kentestan pilkada karena tidak ada makan siang "gratis".

Jika  kandidat tidak mendapatkan dukungan dari elit partai politik, kandidat  bisa mengajukan diri untuk maju sebagai kandidat independen yang tidak  perlu didukung oleh parpol, namun harus memenuhi syarat administrasif  dengan mengumpulkan KTP sebagai bentuk dukungan dari masyarakat.

2. Modal Sosial (Social Capital)

Modal  sosial sebagai sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki seseorang  berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus  menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik. Modal  sosial sebagai sesuatu yang berhubungan satu dengan yang lain, baik  ekonomi, budaya, maupun bentuk-bentuk lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun