Mohon tunggu...
Oyong Liza Piliang
Oyong Liza Piliang Mohon Tunggu... -

Praktisi Media

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Modal-modal Pemimpin Sebelum Berlaga di Pilkada

18 Februari 2018   20:50 Diperbarui: 18 Februari 2018   20:54 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di  awal tahun 1980, Anas Malik diminta untuk pulang kampung oleh tokoh  masyarakat Padangpariaman, Sumatera Barat yang peduli kampung halamannya. Masa itu para tokoh  masyarakat memohon sangat agar Anas Malik yang saat itu menjabat sebagai  Kepala Dinas Penerangan Kodam V/Jakarta Raya dengan pangkat Letnan Kolonel.

Luluh oleh bujukan tulus tokoh masyarakat, Anas Malik  masih belum mengambil keputusan sebelum mendapat restu dari ayahnya.  Atas dorongan sang ayah, Anas Malik meninggalkan kariernya di ABRI  Angkatan Darat. Ia dipilih oleh DPRD sebagai perwakilan rakyat, jauh  sebelum Undang-Undang Otonomi Daerah lahir.

Selama 10 tahun  memimpin kabupaten Padangpariaman--yang masa itu Kota Pariaman dan  Kabupaten Mentawai merupakan kecamatan di Padangpariaman---banyak sekali  perubahan ia lakukan. Sekolah-sekolah tinggi dan kejuruan dibangun.  Revitalisasi pasar, gerakan K3, pembukaan jalan-jalan arteri hingga ke  pelosok dusun dan banyak lainnya yang kelak menjadikan ia sosok legenda.

Usai menjabat selama dua periode itu, tak lama berselang, ia berpulang. Tak  ada harta benda ia tinggalkan. Ia kembali menempati rumah dinas tentara  di Jakarta.

Setiap jelang Pilkada Pariaman dan Pilkada  Padangpariaman, nama Anas Malik bak bangkit dari kubur sebagai bahan  perbandingan oleh masyarakat bagi setiap calon. Hal itu menandakan ranah  Piaman pernah punya pemimpin besar kaliber nasional semacam Bupati  Bantaeng yang hingga saat ini masih menjabat.

Kota Pariaman sejak  memisahkan diri dari ibunya kabupaten Padangpariaman pada tahun 2002,  memang jauh benar perubahannya. Jalan-jalan beraspal mulus, gedung perkantoran berdiri megah, sekolah-sekolah dari SD hingga SLTA gratis,  berobat gratis dan beragam kemudahan bagi masyarakat lainnya.

Kota  Pariaman yang dulunya hanya ramai dikunjungi sekali se tahun karena  Pesta Budaya Tabuiknya, saat ini nyaris selalu ramai tiap harinya.  Destinasi pengindah mata bermunculan. Pantai-pantai yang dulunya tempat  buang hajat bertransformasi menjadi kawasan wisata ternama--setidaknya  untuk wilayah Sumatera Barat.

Orang Pariaman banyak pula  mendirikan kedai wisata, usaha kreatif mulai bangkit,  komunitas-komunitas seni bermunculan. Kabar-kabar itu dibaca orang  rantau dengan bangganya.

Kini, Pariaman akan beganti nahkoda.  Jabatan Mukhlis Rahman yang dibatasi hingga dua periode sebagai  walikota, harus menyerahkan tampuk kekuasaan kepada rakyat si pemegang  mandat yang akan memilih pemimpin baru sesuka hatinya, sebebas-bebasnya.  Ia yang dipilih oleh rakyat akan kembali kepada rakyat bulan Oktober  2018 mendatang. Kini, kursi yang ditinggalkan Mukhlis banyak diincar.

Nama-nama--tanpa  menyebut nama--sudah banyak wara-wiri di muka publik. Dari yang  diunggulkan hingga kelas 'ayam sayur' dengan percaya diri menyambangi masyarakat hingga ke teras-teras rumahnya.

Modal Kandidat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun