Pulang sekolah, Sinta yang kesal dengan kelakuan Jojo mengadu ke kakaknya yang sudah SMA.
Tetapi kakaknya mengatakan kepada Sinta bahwa kenakalan Jojo adalah kenakalan biasa. Kakaknya juga menambahkan kalau sebenarnya Jojo ingin berteman lebih dekat dengan Sinta atau jangan-jangan Jojo suka dengan Sinta.
Sinta merasa ngeri dengan perkataan terakhir yang diucapkan kakaknya.
Malam itu, tak seperti biasanya ayah mengumpulkan ibu, kakak, dan Sinta di ruang tamu. Ternyata, ayah dipindahtugaskan ke Semarang oleh kantor karena ayahnya naik pangkat.
Di satu sisi, Sinta senang dengan pencapaian ayahnya tetapi di satu sisi ia juga sedih karena ia harus berpisah dengan teman-temannya.
Selama ini, Sinta sudah banyak menjalani kehidupan di Jakarta, Tetapi ia harus menerima ayahnya dipindahkantugaskan demi kebaikan keluarga.
Pada minggu-minggu terakhir di sekolah, Sinta mengucapkan salam perpisahan kepada teman-teman sekelasnya. Ia juga tidak lupa meminta nomor handphone dan alamat rumah untuk surat-menyurat.
Tak terasa sudah sebulan di Semarang, Sinta sudah terbiasa dengan kehidupan di sana. Ia juga banyak mendapat teman-teman baru di sekolah barunya.
Paginya, ia mendapat banyak surat dari petugas pos yang datang. Ternyata itu adalah surat dari teman-teman di Jakarta.
Ada surat dari Toni, Fani, dan ada satu surat lagi. Tulisannya sangat jelek dan susah dibaca. Ternyata itu adalah surat dari Jojo.
Surat itu berisikan mengenai bagaimana kabar Sinta di Semarang. Selain itu, Jojo dalam suratnya berpesan kepada Sinta untuk tidak melupakan teman-teman lamanya.