Mohon tunggu...
Frans
Frans Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai Negeri

Mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung Merah yang Rajin dan Burung Biru yang Malas

1 September 2022   12:09 Diperbarui: 5 September 2022   19:40 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keeseokan paginya tepatnya pada saat subuh. Burung merah membangunkan burung biru yang sedang tidur. Burung biru pun bangun dari tidurnya untuk melihat salju di luar rumah. 

Tetapi, ia bertanya-bertanya kepada burung merah dimana saljunya. Burung merah pun menjawab untuk bangun lebih pagi untuk melihatnya.

Burung merah juga mengajak saudara sepupunya untuk mencari makanan di tengah-tengah hutan agar waktu berjalan dengan cepat. Dan untuk pertama kalinya, burung biru ikut untuk mencari makanan.

Esok paginya, burung biru bangun cepat untuk melihat salju tetapi ia masih tidak dapat melihat salju berbentuk bunga mawar.

Ia kembali bertanya kepada burung merah tetapi jawaban masih sama untuk lebih cepat bangun di pagi hari.

Semenjak itu, burung biru menjadi rajin terbang bersama dengan burung merah untuk mencari makanan di tengah-tengah hutan.

Burung merah menjadi senang kepada saudara sepupunya itu menjadi rajin. 

Seminggu pun telah berlalu dan ketika burung biru bangun di pagi hari, ia seakan tak percaya bahwa salju berbentuk mawar jatuh d depan rumah.

Ia menjadi senang dan segara keluar rumah untuk melihat salju itu. Tetapi saljunya tidak dingin. Ia pun menoleh ke atas.

Ternyata di atas burung merah sedang menebarkan kapas yang ia bentuk menjadi bunga mawar. Burung biru pun kesal bahwa ia dibohongi oleh burung merah tetapi ia bersyukur bahwa saudaranya telah membantu dirinya untuk berubah menjadi rajin

Burung biru pun berterima kasih kepada burung merah. Ketika matahari terbit, mereka terbang ke dalam hutan untuk mencari makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun