Ditengah duka, kita hanya bisa berharap dan mengulurkan tangan untuk membantu warga dan kampung Tarung agar bisa bangkit dari debu-debu reruntuhan. Agar kelak umbu-umbu dan rambu-rambu bisa menyaksikan tua-tua Marapu merapalkan doa-doa sucinya. Dan Tarung kembali bergeliat dengan bunyi tambur dan gong-gong purbanya, dengan gemerincing giring-giring tarinya. Lalu payawau kembali menggelar dan syair-syair leluhur kembali didengungkan.
Jogya, 9 Oktober 2017
Fransis No Awe, Peminat Kajian Budaya, Politik, Sastra dan Film
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H