Langit kian gulita
Dewi malam berselimutkan pekatnya
Bintang redup menatapku
Termangu,
Di bibir tungku
Nasibku
Sepih malam mendekapku
Menatap seonggok bara, dan
Menghirup asap kayu setenga kering
Kepulannya bergelombang searah mata angin
Menerpa parasku, menyusup nafas
Hingga sesak-patah
Ah.... Betapa tersiksaku
Jengkrik bernyanyi di ujung dedaunan
Jauh dari pucuk cemarah
Lirik-liriknya jatuh, mengangkang
Di atap lontar dapur
Dia mengejek, nada demi nada
Dunia terpasung gelap
Direnggutnya anganku Kepada ceruknya
Hingga aku hilang titian
Dia bahagia, kata mereka
Aku mengangguk, meyakinkan diri
Pergilah....
Kau menikam hatiku dengan keputusanMu
Agar bahagia.
Hipolitus P. Kopong Lamaking
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H