Mohon tunggu...
Fransiska Florida Sare
Fransiska Florida Sare Mohon Tunggu... Guru - English Teacher at SMPN SATAP LEDERAGA Sabu Raijua-NTT

Cooking, Reading, Listening to music and Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Percakapan Bahasa Inggris Peserta Didik dengan Problem Based Learning dan Role Playing

4 Desember 2022   22:25 Diperbarui: 5 Desember 2022   10:45 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama saya Fransiska Florida Sare, biasa disapa Flora. Saya adalah seorang guru Bahasa Inggris yang sudah mengabdi di pulau kecil di Nusa Tenggara Timur, Sabu Raijua selama kurang lebih 6 tahun. Sekarang saya mengajar di salah satu sekolah di daerah Sabu Raijua yaitu SMP Negeri Satap Lederaga khususnya di kelas VIII. Peserta didik SMP Negeri Satap Lederaga memiliki latar belakang yang berbeda dari segi pengetahuan. Masih banyak ditemukan peserta didik yang belum fasih berbahasa Indonesia sehingga menjadi suatu tantangan bagi saya untuk dapat membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka sehingga tidak hanya bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah tetapi juga bisa bercakap – cakap dalam bahasa Inggris ketika mengikuti pembelajaran di sekolah.

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dalam kehidupan, sebab melalui aktivitas berbicara seseorang dapat menyampaikan keinginan, informasi, pikiran, gagasan, membujuk, meyakinkan, mengajak, dan menghibur. Namun, berbicara di depan umum bukanlah perkara mudah, butuh pengalaman lebih untuk dapat melakukannya dengan baik.

Kesulitan berbicara ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat menghambat kelancaran saat berbicara di depan umum. Hambatan-hambatan tersebut dapat berupa rasa takut, cemas, dan tertekan. Perasaan-perasaan itu dapat membuat orang kurang percaya diri, bahkan dapat membuat seseorang merasa tidak mampu berbicara di depan umum.

Kesulitan berbicara di depan umum inilah yang juga dialami oleh peserta didik kelas VIII C di satuan pendidikan SMP Negeri SATAP Lederaga, khususnya pada materi Asking for and Giving Permission dengan kompetensi dasar “Menyusun teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan meminta ijin dan menanggapinya dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.”

Hal ini sangat penting untuk dibagikan karena berdasarkan Praktik Pengalaman lapangan (PPL) yang dilakukan banyak perubahan sikap pada peserta didik yang berdampak pada proses pembelajaran. Sikap yang terjadi pada peserta didik seperti :

  • Peserta didik tidak bisa mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan benar;
  • Peserta didik tidak tau arti dari kata-kata dalam bahasa Inggris;
  • Peserta didik tidak percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Inggris;
  • Peserta didik belum aktif dalam kegiatan berdiskusi;

  • Peserta didik terlihat lesu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;

  • Peserta didik tidak fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;

  • Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya keaktifan peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok.

Pada masing-masing kelompok terdiri dari 4/5 peserta didik, akan tetapi yang benar-benar bekerja atau berdiskusi hanya 2/3 orang saja, yang sisanya hanya bermain.

Selain itu kurangnya penggunaan TPACK dalam kegiatan pembelajaran, kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dan kurangnya penerapan model pembelajaran inovatif dikelas dalam proses pembelajaran. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti yaitu meneliti tentang permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan menyelesaikan masalah-masalah khusus pembelajaran yang dihadapi.

Berdasarkan permasalahan di atas, praktik baik (Best Practice) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik dalam pembelajaran Asking for and Giving Permission dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dan metode role playing. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajarannya dalam kompetensi yang sama, yaitu Menyusun teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan meminta ijin dan menanggapinya dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Berdasarkan hasil pengamatan kajian literatur dan wawancara dengan guru sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dan metode Role Playing ini memiki beberapa tantangan.

Adapun tantangan dalam pembelajaran model Problem Based Learning dan metode Role Playing dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

  • Membutuhkan waktu yang relatif panjang;
  • Anggapan peserta didik tentang menyusun dan mempraktekkan dialog itu sulit sehingga membuat peserta didik kurang antusias dalam menerima pelajaran;
  • Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut;
  • Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan dan mempraktekkan dialog yang mereka telah buat di depan kelas.

Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peserta didik, pendidik, teman sejawat dan kepala sekolah. Tantangan itu yang menyebabkan pendidik harus melewatinya dengan berbagai cara seperti menerapkan media yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta model pembelajaran yang mendukung.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru melakukan tindakan sebagai berikut:

  • Membutuhkan waktu yang relatif panjang;

Saya berusaha menyampaikan garis besar materi sesederhana mungkin sehingga waktu untuk peserta didik berlatih dialog mereka lebih banyak.

  • Anggapan peserta didik tentang menyusun dan mempraktekkan dialog itu sulit sehingga membuat peserta didik kurang antusias dalam menerima pelajaran;

Saya menampilkan contoh video berisi dialog sederhana tentang Asking for and Giving Permission dan meminta peserta didik untuk menirukan apa yang diucapkan dalam video tersebut dan sesekali memperbaiki pelafalan mereka jika ada pelafalan yang belum tepat sehingga mereka lebih cepat menangkap pelafalan yang benar mengenai ungkapan Asking for and Giving Permission dan mendapat gambaran bagaimana mereka harus menyusun sebuah dialog dan mempraktekkannya di depan kelas.

  • Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut;

Saya berjalan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain untuk mengamati jalannya proses diskusi peserta didik dan meminta semua anggota kelompok wajib aktif dalam mengemukakan pendapat dan wajib mendapat bagian peran dalam dialog karena akan dinilai keaktifan masing-masing peserta didik dan juga kerja sama dalam kelompok juga dinilai.

  • Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan dan mempraktekkan dialog yang mereka telah buat di depan kelas.

Saya berusaha meyakinkan peserta didik bahwa dalam mempresentasikan hasil kerja di depan kelas diperlukan kepercayaan diri dari peserta didik, dan meminta mereka untuk meyakinkan diri mereka sendri bahwa mereka bisa melakukannya walaupun sesekali mereka melakukan kesalahan baik dalam pelafalan maupun kurang bisa berekspresi berdasarkan isi dialog yang telah mereka buat.


Langkah dalam aksi praktik baik ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan metode Role Playing dengan langkah kegiatan sebagai berikut:

Berkaitan dengan model pembelajaran

Orientasi peserta didik pada masalah: 

  • Peserta didik diminta untuk mengamati video ;
  • Dengan bimbingan dan arahan guru, peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan tentang ungkapan Asking for and Giving Permission.

Mengorganisasi:

dokpri
dokpri
  • Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok;
  • Setiap peserta didik bersama anggota kelompok mereka menyusun dialog singkat yang berkaitan dengan ungkapan Asking for and Giving Permission berdasarkan contoh situasi yang telah diberikan.

Membimbing penyelidikan:

dokpri
dokpri
  • Guru membimbing peserta didik dalam menyusun dialog.
  • Guru mengamati proses latihan berdialog peserta didik.

Mengembangkan dan menyajikan hasil:

dokpri
dokpri

Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan terkait dengan penyampaian hasilnya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah:

  • Guru meminta peserta didik untuk melakukan presentasi;
  • Guru memberikan refleksi terkait hasil penampilan peserta didik;
  • Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan terkait proses pembelajaran.

Berkaitan dengan bahan ajar dan media ajar

Saya menggunakan bahan ajar berupa Handout per pertemuan, tes lisan serta LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur ketercapaian belajar peserta didik dan saya juga menggunakan presentasi materi berupa PowerPoint dan video pembelajaran bersumber dari Youtube yang ditampilkan lewat LCD proyektor secara konkrit dikolaborasikan dengan berbasis TPACK sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

Berkaitan dengan penilaian

Saya menggunakan lembar penilaian untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Serta lembar penilaian spiritual dan sikap sosial. Tentunya dalam instrumen lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaian setiapa ranah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian di akhir pembelajaran.

Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dapat disimpulkan bahwa peserta didik mulai mampu menyusun dialog dan berdialog dalam bahasa Inggris terutama dalam materi Asking for and Giving Permission dengan model Problem Based Learning dan metode Role Playing sesuai dengan tujuan pembelajaran peserta didik mampu berdialog dengan baik untuk  meminta dan memberikan ijin dalam bahasa Inggris. Selain itu, aksi ini juga berdampak pada kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik dalam berdialog tentang meminta dan memberikan ijin.

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah:

  • Perangkat pembelajaran yang lengkap;
  • Fasilitas di sekolah yang cukup memadai;
  • Dukungan dari rekan sejawat dan kepala sekolah;
  • Kehadiran peserta didik dan ketaatan mereka saat proses pembelajaran;
  • Penyampaian materi secara sederhana dan singkat;
  • penggunaan video pembelajaran yang menjadi contoh dan acuan bagi peserta didik untuk berdialog untuk meminta dan memberikan ijin;
  • waktu yang cukup diberikan untuk berlatih dialog;
  • kerja sama dengan anggota kelompok serta bimbingan dan arahan dari guru yang membuat peserta didik percaya diri untuk berani berdialog di depan kelas.

Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan langkah-langkah tersebut, respon dari lingkungan sekitar yaitu teman sejawat dan kepala sekolah memberikan respon positif. Faktor yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang telah dilakukan berhasil adalah dengan pemahaman peserta didik dalam belajar dan hasil belajar.

Oleh karena itu, dengan Model Problem Based learning yang dipadukan dengan metode Role Playing dan media pembelajaran yang menarik, akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun