Mohon tunggu...
Fransisco Laverna N.N
Fransisco Laverna N.N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Memiliki minat dalam bidang Jurnalisme dan Broadcasting media penyiaran.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Jurnalisme Multimedia

2 Maret 2023   10:05 Diperbarui: 4 Maret 2023   00:12 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto media cetak dan media online sumber: WordPress.com

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat, dapat dirasakan juga pada media-media massa. Media massa khususnya media cetak yang hanya dapat diterima melalui koran dan majalah, kini berkembang dan beralih pada versi digital menggunakan internet.

Melalui internet kegiatan jurnalisme dapat dengan mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja. Melalui digitalisasi kegiatan jurnalisme saat ini dapat dilengkapi dengan berbagai fitur lainnya, sebab itu jurnalisme ini masuk dalam kategori jurnalisme multimedia.

Sebelum itu, perlu diketahui dulu definisi dari jurnalisme multimedia, itu apa

Definisi Jurnalisme Multimedia

Terdapat dua cara mendefinisikan jurnalisme multimedia kontemporer pragmatis, yaitu:

  1. Sebagai bentuk penyajian berita melalui situs website dengan menggunakan dua atau lebih komponen media, seperti tulisan, gambar, audio, video, animasi, grafis, serta elemen media lainnya

  2. Sebagai bentuk penyajian berita melalui berbagai media seperti situs website, grup berita, Usenet, email, SMS, MMS, radio, televisi, teleteks, surat kabar cetak, dan majalah.

Secara umum, kedua definisi tersebut menunjukan apa yang disebut dengan "Kontinum Konvergensi" yang diartikan bahwa semua organisasi media akan bergerak pada tahap dimana integrasi berbagai bagian dari proses pembuatan berita (Deuze, 2004)

Ini termasuk, seperti: Audio, Video, Teks, Gambar, Grafik

Dalam Deuze (2004) mencatatkan beberapa aspek bagian dari jurnalisme multimedia terkini dari tahap awal hingga tahap yang lebih lanjut:

  • Sesuatu yang disebut jurnalis cetak, saling membantu menampilan aspek berita di depan kamera sebagai mitra televisi perusahaan mereka
  • Perusahaan media menyediakan galeri foto atau tayangan slide bagi jurnalis foto, sebagai tempat menyimpan foto yang tidak memiliki tempat untuk di cetak pada web
  • Rangkuman berita yang ditulis oleh reporter cetak, siaran maupun online, digunakan sebagai peringatan berita pada email, mode-i atau SMS
  • Operasi media yang berbeda bersama-sama mengumpulkan mengedit dan menyajikan berita lintas format sebagai suatu proyek
  • Menjadi ruang redaksi multimedia terintegrasi penuh, membuat tim berita dari media cetak, penyiaran dan online bersama-sama mencari informasi, menambang basis data serta merencanakan cerita berita yang dimaksud untuk disebarkan ke semua media

Secara umum multimedia tidak dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tungga, melainkan merupakan suatu kombinasi dari gambar, suara, grafik, teks yang akhirnya menghasilkan sebuah narasi atau cerita (Campbel, 2013)

Foto Jurnalistik dan Cerita Visual

Pada awalnya dalam multimedia, jurnalisme foto diartikan sebagai tambahan foto terutama pada kombinasi citra diam konten lain

Namun saat ini foto jurnalisme telah dilihat dalam berbagai bentuk, mulai dari galeri foto online tempat gambar digabungkan, keterangan teks, tayangan slide audio, video linear, infografis animasi, interaktif non-linear, dan dokumenter web skala penuh (Campbel, 2013).

Foto jurnalistik mengarah pada kegiatan fotografi yang bercerita mengenai beberapa aspek kehidupan dunia, di mana cerita disusun menggunakan teknologi pencitraan berbasis lensa

Hal ini menandakan bahwa jurnalisme foto tidak lagi bergantung hubungannya pada publikasi cetak

Sebagai suatu hal yang baru dalam media, komunitas praktik menyatu pada konsep "penceritaan visual". Jurnalisme foto, jurnalisme vidio, film dokumenter, sinema, dan penceritaan interaktif, bukan untuk menciptakan genre visual

Melainkan untuk menyatukan kekuatan dari masing-masing dalam reportase berorientasi gambar, dalam berbagai bentuk lintas program (Campbel, 2013)

Visual mempunyai power yang cukup besar dalam menarik perhatian.  Cerita secara visual nyatanya mampu membuka lapangan bagi para komunitas yang berbeda dengan jurnalistik foto

Itulah mengapa para jurnalistik dengan aspek masing-masing dapat saling bersinggungan. Seperti para jurnalistik foto yang mampu mendapatkan pembelajaran dalam meliput dari para jurnalistik lain di luar jurnalistik foto.

Dengarkan Audio Podcast, Klik Disini

Daftar Pustaka

Campbell, D. (2013). Visual Storytelling in the Age of Post-Industrialist Journalism. World Press Photo.

Deuze, M. (2004). What is multimedia journalism?. Journalism Studies, 5(2), 139-152. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun