Ternyata berdasarkan perhitungan para ahli di antaranya pada kesesuaian dengan komposisi tubuh manusia . Begini penjelasannya: coba kita mengukur panjang wajah kita (teman kita) kemudian dibagi dengan lebar wajah maka hasilnya adalah 1,618.
Contoh lainnya perbandingan antara bronkia kanan (pendek) dan bronkia kiri (kanan) yang selalu berjumlah 1:1,618.
Selain pada tubuh manusia bukti keberadaan golden ratio juga ditemukan pada benda-benda di alam sekitar. Contohnya pada pola yang menyusun biji bunga matahari yang ternyata dari pusat bunga hingga bagian terluarnya mengikuti susunan golden ratio.
Struktur ini juga ditemukan pada serpihan salju, yang jika diperhatikan dengan alat bantu seperi mikroskop akan terlihat pola yang mengikuti golden ratio sebagai penyusun bentuk serpihan salju yang indah.
Golden ratio yang dalam perkembangannya menyusun bentuk spiral ini juga mengambarkan  proses pertumbuhan banyak makhluk hidup berlangsung pula dalam bentuk spiral logaritmik.
Bentuk-bentuk lengkung spiral ini senantiasa sama dan bentuk dasarnya tidak pernah berubah berapapun ukurannya. Tidak ada bentuk mana pun dalam matematika yang memiliki sifat ini. Selain itu masih banyak bentuk dan perhitungan di alam yang ternyata sesuai dengan deret fibonacci dan golden ratio ini.
Buku Karya Fibonacci lainnya
Banyak sekali contoh lainnya, namun fokus kita ke Fibonacci dulu, ya? Ternyata buku karya Fibonacci selain Liber Abaci ada juga buku lainnya. Yaitu Practica Geometriae di tulis tahun 1220. Buku ini berisi koleksi soal dalam 8 Bab.
Dalam buku Flosi (1225), Fibonacci memberikan pendekatan yang akurat terhadap akar dari 10x + 2x^2 + x^3 = 20.
Buku Liber Quadratorum (1225)Â berisi kajian teori bilangan. Salah satunya adalah: "Tak ada bilangan bulat x dan y yang memenuhi x^2 + y^2 dan x^2 -- y^2 kedua-duanya bilangan kuadrat.
Bagaimana pendapat Pembaca Kompasiana yang budiman tentang peringatan Hari Fibonacci?Â