Nah ada hal menarik di sini, bahwa bilangan Fibonacci ditemukan pada saat bukunya ini di buat. Konsepnya justru dari 'Kelinci'. Begini ceritanya:
Fibonacci menuliskan semua ide dan pemikirannya dengan pertanyaan seperti ini:
"Dimulai dengan satu pasang kelinci (satu jantan dan satu betina), berapa pasang kelinci yang akan lahir dalam setahun, jika setiap bulan setiap kelinci jantan dan betina melahirkan sepasang kelinci baru, dan pasangan kelinci baru itu mulai melahirkan pasangan kelinci tambahan setelah umur satu bulan?"
Ternyata jawaban dari Fibonacci di bukunya adalah:
Pada bulan pertama cuma ada 1 pasang, di bulan kedua ada 1 pasang dewasa dan 1 pasang bayi, di bulan ketiga akan ada 2 pasang dewasa dan 1 pasang bayi, begitu seterusnya.
Sehingga hasilnya 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55,.... dan seterusnya, sesuai dengan yang biasa kita pelajari. Itu semua dinamakan dengan deret Fibonacci.
Ada beberapa keajaiban dari bilangan Fibonacci ini.Â
Diantaranya adalah Rasio emas atau "Golden Ratio". Rasio ini merupakan asal-usul dari gelar angka Tuhan yang diberikan pada barisan bilangan Fibonacci. Yaitu, jika kita membagi salah satu angka dari deret Fibonacci dengan angka sebelumnya, maka akan didapat hasil yang besarnya sangat mendekati satu sama lain dan menjadi angka tetap yang stabil pada deret ke-13 dan seterusnya yaitu 1,816 (dalam bentuk pembulatan).
  Contoh 233 : 144 = 1,618. Angka ini lah yang disebut golden ratio atau rasio emas.
Angka golden ratio inilah yang pada kemudian hari diteliti oleh para ilmuwan. Akhirnya mereka menemukan banyak kesesuaian antara hal-hal dialam semesta ini dengan angka golden ratio. Hingga akhirnya menguatkan pendapat bahwa penciptaan bumi dan isinya tidaklah acak dan sekadar terjadi begitu saja, melainkan ada perhitungan yang pasti dan konstan di dalamnya.
Di mana saja bisa ditemukan rasio emas ini?Â