“Percayalah pada-KU, semua hutangmu akan Kulunaskan. Semua kewajibanmu akan Kubayar. Dan segala kebutuhan hidupmu akan kuberkati sehingga kalian tidak berkekurangan!” Tuhan makin mempertegas ucapanan-Nya karena aku masih ngeyel aja.
“Tapikan…”
“Tidak ada tapi-tapian!” potong Tuhan ketika aku masih ragu.
“Ingat Rancangan-Ku berbeda dengan rancanganmu. Dan JalanKu yang Kusiapkan bagimu bukan jalan yang kau rancang!“
“Bagimana sekarang: apakah kamu percaya kepada-Ku, anak-Ku?” suara Tuhan mulai melembut melihatku makin khusuk di depan-Nya.
“Siap, Tuhan. Aku Percaya kepada-MU! Jagalah imanku! Aamiin…”
Tiba-tiba aku dikagetkan oleh sebuah suara yang cukup keras di pagi yang sunyi:
Blug!
Blug!
Blug!
Blug!