Walaupun Berbeda Namun Satu Wadah
Oleh Fransisco Xaverius Fernandez
(Pengingat: Kisah dalam cerpen ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan cerita dengan manusia, itu hanya kebetulan belaka yang tidak di sengaja.)
"Mari kita lanjutkan dengan persembahan." Suara Romo dari altar suci.Â
Lalu terjadilah riuh rendah dalam dompet umat yang hadir dalam Misa Kudus di sebuah gereja.
"Sekarang giliran kita!"
"Siapa yang di pilih untuk datang ke Tuhan, ya?"
"Semoga aku yang di pakai sekarang..." harap si Ratri sambil memohon dengan tangan terkatup.
"Ah, kamu jarang kami lihat di kantong itu. Kemana aja lu?" tanya Sepri kepada Ratri.
"Entahlah, aku sepertinya sering di ajak ke tempat yang wangi-wangi parfum wanita yang berkeringat . Atau di tempat tas-tas branded bergabung dengan kartu-kartu ATM dan sejenisnya!" Sahut Ratri .