Menurut KGK 2540, orang Katolik seharusnya menolak atau memerangi dosa jenis ini karena bertentangan dengan hukum cinta kasih. Orang Katolik harus membangun dalam dirinya keutamaan 'kasih persaudaraan' (brotherly love) atau 'kebaikan hati' (good will). Kita diingatkan bahwa seringkali rasa iri hati itu lahir dari kesombongan, karena itu baik kalau kita senantiasa hidup dalam semangat rendah hati.
Permasalahan di tempat kerja, di dunia usaha, dan di mana saja ketika kita berhubungan dengan sesama manusia, maka konflik pasti terjadi. Namun apabila konfliknya berdasarkan iri hati maka dampaknya akan meluas.
Maka meneladan perintah Sang Guru Bijak di atas yaitu setiap manusia punya peran masing-masing. Setiap kita pasti mempunyai bakat tertentu yang bisa saling melengkapi. Misalnya dalam suatu organisasi sekolah seperti tempat aku mengajar, masing-masing orang memiliki tugas yang jelas sesuai dengan pelajarannya. Begitu juga dengan pegawainya.
Ada pula yang mendapatkan tugas tambahan, pasti sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya seorang guru yang punya bakat musik baik kebetukan ia guru music atau tidak, maka biasanya Kepala Sekolah mempercayakan tugas ekstra kurikuler Musik. Demikian juga olahraga. Atau ekstra kurikuler yang lainnya. Biasanya Kepala Sekolah selalu menempatkan mereka sesuai dengan kemampuannya. Jika ada beberapa guru mampu melakukannya maka biasanya akan dibagi di beberapa ekstra secara adil dan merata.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana solusinya?
MANAJEMEN DIRI AGAR TERHINDAR DARI SIFAT IRI
 Ada beberapa saran yang dapat di sampaikan pada kesempatan kali  ini bagaimana memanajemen hati kita agar tidak mudah jatuh dalam iri hati.
- Masuk dan Lihat Potensi Diri kita: Hargailah Diri kita
Hanya kita sendiri yang tahu apa yang kita punya. Apa potensi kita. Apa bakat dan minat kita. Misalnya bakat saya adalah  menulis. Maka saya harus kembangkan diri saya di sini. Caranya adalah dengan belajar di tempat kursus menulis. Perbanyak membaca. Mencoba mengirim naskah tulisan ke berbagai media termasuk ke Kompasiana.
Hanya kitalah yang bisa menghargai diri kita. Hanya kitalah yang tahu mau melangkah kemana dan mau jadi apa. Jika kita bisa menghargai diri kita maka orang lain pasti menghargai kita. Tapi kita harus terlebih dahulu menghargai orang lain tanpa diminta oleh mereka.
- Berusahalah Selalu Melihat Kelebihan Diri dan Jangan Membanding-bandingkan dengan Orang Lain
Setiap manusia adalah unik. Tuhan telah menciptakan setiap pribadi dengan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya untuk membantu sesama, dan kekurangannya agar sadar bahwa kita terbatas.
Ketika kita punya prestasi dari kelebihan bakat kita maka jangan pernah pelit berbagi. Mungkin ada yang ingin belajar, maka bimbinglah mereka. Karena suatu ilmu itu akan berkembang justru saat dibagi. Ketika kita pelit berbagi Ilmu maka akan mati dan menjadi fosil.