Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Manajemen Biji Sesawi: menjadi Hamba yang Rendah Hati

5 November 2022   21:00 Diperbarui: 5 November 2022   21:07 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: Blog pax et bonum: catatan seorang ofm-perumpamaan tentang biji sesawi, 25 Oktober 2021)

MANAJEMEN BIJI SESAWI:

 MENJADI HAMBA YANG RENDAH HATI

PESAN BIJAK DARI SANG GURU UNTUK SEMUA (3)


OLEH FRANSISCO XAVERIUS FERNANDEZ

 

PASRAH SEPENUHNYA PADA TUHAN 

Mungkin di antara Pembaca setia Kompasiana sering membaca atau bahkan kenal langsung dengan tokoh-tokoh seperti Chairul Tanjung, Ciputra, Sudono Salim, Bob Sadino, Eka Tjipta Widjaja, Dahlan Iskan, dan masih banyak tokoh pengusaha besar nasional bahkan mancanegara.

Mereka adalah Pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses walaupun berasal dari keluarga miskin dan terpinggirkan. Silahkan ditambah lagi tokoh-tokoh lainnya di kolom komentar.

Ketika Sang Guru Bijak sedang memberikan nasehat-nasehat bijaknya, tiba-tiba Para MuridNya berkata dengan penuh semangat: "Tuhan, tambahkan iman kami!"

Jawab Sang Guru: "Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini,'tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut!' dan pohon itu akan taat kepadamu."

Jawaban luar biasa dari Sang Guru. Perhatikanlah yang di tanya konsep bagaimana agar kita makin beriman kepada Allah. Namun di jawab tentang perumpamaan: iman, biji sesawi, perintah, memindahkan, pohon ara, ke laut.

Mari kita lihat apa yang di maksud dengan pohon sesawi di sini. biji sesawi (bahasa Inggris: black mustard) suatu pohon tahunan yang dapat tumbuh setinggi 3 meter (9 kaki), tetapi tumbuh dari biji yang sangat kecil.

  • Misteri Pertama: Hal Kecil Bisa Tumbuh Menjadi Besar Bila Kita Percaya

Di antara pohon-pohon yang tumbuh jaman Yesus dulu, sesawi (Mustard) adalah pohon yang paling tinggi dan paling rimbun dan menjadi tempat burung-burung bersarang. Padahal berasal dari biji atau bibit yang paling kecil. Hal ini dapat menjelaskan tentang sesuatu kekuatan iman. Iman bertumbuh dan berkembang menjadi besar berawal dari sesuatu yang kecil. Mungkin dari hal yang tidak berarti.

  • Misteri Kedua: Percaya Sepenuhnya Kepada Allah

Jika kita percaya sepenuhnya kepada Allah, maka ketika kita pasrah yang total kepada-Nya pasti tidak ada sesuatu yang mustahil akan terjadi kepada kita . Namun percaya sepenuhnya di sini menjadi sulit ketika kita mencampuradukkannya dengan logika. Kita sering terbelenggu dengan akal, nalar dan pikiran. Lalu terbersit pertanyaan seperti: apa mungkin bisa? Apa iya seperti itu? Apa benar itu? Masak bisa demikian? Buktinya mana? Logikanya bagaimana? Intinya keraguan mulai menyelimuti hati kita. Saat itu iman kita menjadi luntur dan mukjizat itu tidak terjadi!

  • Misteri ketiga: Cukup Sebesar Biji Sesawi

Sang Guru Bijak hanya berkata kepada para muridNya saat itu bahwa hanya dengan iman sebesar biji sesawi maka mereka pasti bisa memerintahkan pohon Ara ke laut dan tumbuh di sana. Mereka tidak di minta memiliki iman sebesar unta atau gajah. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah mereka bisa memindahkannya? Tidak. Berarti iman mereka masih sangat kecil.

Yesus Sang Guru Bijak tahu dan paham akan situasi pada saat itu bahwa untuk mengajak orang beriman sungguh sulit. Apalagi oleh orang yang dianggap bertentangan dengan kekuasaan keagamaan saat itu. Belum lagi bahwa Yesus adalah 'Orang Baru". atau orang yang tidak memiliki jabatan apapun. Yesus berasal dari 'kalangan bawah' makin mempersulit hal ini.

  • Misteri Keempat: Kita ini kecil dan tak berarti di mata Tuhan Namun di cintaiNya

Jika pertanyaannya di tujukan kepada kita saat ini: apakah kalian sudah bisa memindahkan pohon apa saja di sini tanpa menggunakan alat apapun ke tempat lain? Maka kita mungkin akan berdebat dan membela diri dengan aneka logika. Nah, di sinilah perumpamaan di atas berlaku bagi kita. Iman kita belum sebesar biji sesawi. Masih sangat kecil.

Kita memang beragama namun belum beriman seperti yang diminta Tuhan. Kita memang siap mempertahankan kebenaran agama sampai rela kehilangan nyawa, namun bukan cinta kasih.

Maka yang diminta Tuhan hanyalah 'kerendahan hati', 'pasrah kepada Allah', dan 'Tobat sepenuhnya'. Tuhan tahu kita lemah maka kita hanya diminta untuk selalu datang kepadaNya menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya, minta tolong dengan sepenuhnya, tidak perlu menyampaikan logika berbagai macam atau meminta berbagai cara untuk keluar dari permasalahan. Biarkan saja Tuhan yang berkarya.

  • Misteri Kelima: Kita berusaha Tuhan Yang bekerja

Jika ditanyakan bahwa bagaimana mungkin dari biji yang paling kecil akan tumbuh pohon yang paling besar? Itulah misteri. Kita hanya diminta untuk berani memulai , berani mengakuiNya dan berani hidup dalam kebenaranNya. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya kita serahkan kepadaNya. Kita tidak perlu mengetahui caraNya bekerja. Kita hanya diminta rendah hati, tulus bekerja dan jujur atau berjalan dalam kebenaran Tuhan.

Pada bagian berikut ini kita akan melihat bagaimana caranya keluar dari persoalan hidup atau masalah lainnya dengan manajemen biji sesawi.

PERGULATAN HIDUP DAN BIJI SESAWI

 Jika kita kembali kepada pokok permasalahan hidup kita. Maka konsep biji sesawi dapat menjadi salah satu solusi keluar dari permasalahan hidup itu.

Pada awal tulisan ini kita membaca nama-nama Pengusaha Indonesia yang sukses dan bukan dari keluarga kaya raya yang memiliki 'Privelege' (KBBI: hak istimewa. Adalah keuntungan yang dimiliki oleh orang kaya dan berkuasa atas orang lain).

Mereka memiliki ide, lalu mencoba, berusaha dengan berbagai upaya. Segala langkah dilakukan. Segala pendekatan dijalankan. Pantang mundur. Bekerja keras. Tak berhenti atau putus asa ketika gagal. Bisa kembali bangkit untuk mencari jalan keluar terbaik dari persoalan bisnis mereka.

Mereka selalu belajar dan berusaha diiringi pasrah sepenuhnya pada Tuhan yang dibawa dalam doa yang tidak terputuskan. Mereka sadar bahwa mereka tidak dapat berjalan sendiri. Mereka membutuhkan peran dan bantuan Tuhan. Selain menerima atau bekerja bersama dengan orang lain. Berani berbagi ilmu dan rejeki.

Jika mereka ditanya bagaimana bisnis mereka bisa berkembang pesat, mereka pasti hanya bisa menjawab cara mereka bekerja. Namun mereka pasti tidak bisa menjelaskan mengapa bisa berhasil seperti itu, padahal banyak juga orang yang melakukan hal yang sama tapi tidak sesukses mereka.

Bisa saja mereka akan menjelaskan secara normatif segala sesuatu yang mereka buat. Misalnya: Siap menghadapi resiko keuangan yang tidak menentu, harus berani bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil, memiliki wawasan yang luas.

Mereka pasti akan menambahkan kita harus memiliki kemampuan untuk menganalisis setiap kejadian agar siap menyesuaikan diri dengan bisnis yang kita jalankan.

Jangan lupa bahwa suatu bisnis atau usaha sekecil apapun harus sudah memiliki visi dan misi yang jelas. Sehingga bisa di siapkan strategi-strategi atau langkah-langkah penting lainnya. Namun dalam perkembangannya tetap fleksibel atau tidak kaku. Karena semua bisa berubah setiap waktu atau setiap hari. Dan yang utama dari semua itu adalah pantang menyerah, gigih, terus berinovasi dan tangguh.

Namun tetap saja ada rahasia yang tidak bisa mereka ungkapkan. Karena mereka percaya ada tangan Tuhan yang bekerja di sana. Hanya saja apakah mereka selalu bersyukur atau tidak ketika mencapai puncaknya. Apakah mereka selalu berbagi tanpa mengharapkan balasan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan?

Apakah mereka tetap rendah hati atau justru sombong atau bertingkah setelah sukses? Di sinilah letak perbedaan orang beriman yang pandai bersyukur atau orang yang beriman KTP. Jika beriman KTP maka segala cara akan mereka lakukan. Dan pencapaian yang mereka dapatkan adalah pencapaian yang menyesatkan. Karena bisa jadi mereka terlihat lebih kaya, lebih bonafit, lebih dan lebih lainnya.

Kita akan melihat suatu bisnis atau usaha yang diberkati Tuhan akan bertahan dalam waktu. Bahkan bisa menjadi berkat bagi sesama.

SOLUSI KETIKA MENGHADAPI MASALAH: MENJADI HAMBA YANG TIDAK BERGUNA

Ketika Sang Guru Bijak yaitu Yesus memahami bahwa para muridNya tidak mampu mencapai iman sebesar biji sesawi, IA tidak menuntut hal-hal yang memberatkan atau tidak memberikan hal instan misalnya kemampuan super.

Ia hanya menjelaskan bahwa 'jadilah hamba yang tidak berguna!" Hal ini bisa dijelaskan secara singkat: kerjakan tugasmu dengan tulus, jujur, dan ikhlas. Jangan pertanyakan bagaimana dan apa. Namun pertanyakan apakah aku sudah melaksanakan pekerjaan sesuai tupoksinya atau belum?

Seorang hamba, hanya melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan diselesaikan tepat waktu. Sedangkan sisanya biarlah dinikmati oleh orang lain.

Mungkin seorang hamba yang dimaksud di sini bisa dibandingkan dengan para buruh bangunan yang melaksanakan tugas membangun sebuah proyek. Bagi mereka , para buruh, ini secara langsung mungkin tidak akan menggunakan atau memanfaatkan proyek dimaksud. Namun mereka diminta untuk bekerja sebaik-baiknya dan tepat waktu. Bahkan sering dikejar-kejar deadline.

Setelah selesai maka yang mendapatkan nama justru para pemilik, atau arsitek atau pimpro. Seorang pekerja atau hamba yang baik menurut Sang Guru Bijak adalah ketika selesai melaksanakan tugasnya , mereka berkata: "Aku adalah hamba yang tidak berguna yang hanya melaksanakan tugas yang diberikan kepadaku."

Sekalilagi kuncinya adalah 'rendah hati' dalam setiap usaha dan karya. Maka percayalah Tuhan akan memberikan yang terbaik kepada kita.

Bagi yang bermasalah, jadilah insan yang rendah hati, mau bertobat sepenuhnya kepada Tuhan dan pasrah tanpa bertanya kepada Tuhan dalam setiap doamu. Maka Tuhan akan memberikan kepada kita jalanNya yang terbaik tanpa kita tahu bagaimana caranya.

Kemudian selalu mengucap syukur atas berkat yang Tuhan berikan ini, baik saat permohonan dan harapan kita belum terwujud maupun saat sudah terwujud. Ingat untuk berbagi kepada sesama kita yang menderita tanpa melihat latar belakang agama, daerah, asal, keturunan dan sebagainya.

Berilah tanpa mengharapkan balasan!

====

Praya, 05 November 2022

Salam damai sejahtera dari Pulau jalan Lurus -- Lombok

Pesan Sehat, Sukses dan Bahagia dari Opa Sisco

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun