Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Manajemen Biji Sesawi: menjadi Hamba yang Rendah Hati

5 November 2022   21:00 Diperbarui: 5 November 2022   21:07 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: Blog pax et bonum: catatan seorang ofm-perumpamaan tentang biji sesawi, 25 Oktober 2021)

Jawaban luar biasa dari Sang Guru. Perhatikanlah yang di tanya konsep bagaimana agar kita makin beriman kepada Allah. Namun di jawab tentang perumpamaan: iman, biji sesawi, perintah, memindahkan, pohon ara, ke laut.

Mari kita lihat apa yang di maksud dengan pohon sesawi di sini. biji sesawi (bahasa Inggris: black mustard) suatu pohon tahunan yang dapat tumbuh setinggi 3 meter (9 kaki), tetapi tumbuh dari biji yang sangat kecil.

  • Misteri Pertama: Hal Kecil Bisa Tumbuh Menjadi Besar Bila Kita Percaya

Di antara pohon-pohon yang tumbuh jaman Yesus dulu, sesawi (Mustard) adalah pohon yang paling tinggi dan paling rimbun dan menjadi tempat burung-burung bersarang. Padahal berasal dari biji atau bibit yang paling kecil. Hal ini dapat menjelaskan tentang sesuatu kekuatan iman. Iman bertumbuh dan berkembang menjadi besar berawal dari sesuatu yang kecil. Mungkin dari hal yang tidak berarti.

  • Misteri Kedua: Percaya Sepenuhnya Kepada Allah

Jika kita percaya sepenuhnya kepada Allah, maka ketika kita pasrah yang total kepada-Nya pasti tidak ada sesuatu yang mustahil akan terjadi kepada kita . Namun percaya sepenuhnya di sini menjadi sulit ketika kita mencampuradukkannya dengan logika. Kita sering terbelenggu dengan akal, nalar dan pikiran. Lalu terbersit pertanyaan seperti: apa mungkin bisa? Apa iya seperti itu? Apa benar itu? Masak bisa demikian? Buktinya mana? Logikanya bagaimana? Intinya keraguan mulai menyelimuti hati kita. Saat itu iman kita menjadi luntur dan mukjizat itu tidak terjadi!

  • Misteri ketiga: Cukup Sebesar Biji Sesawi

Sang Guru Bijak hanya berkata kepada para muridNya saat itu bahwa hanya dengan iman sebesar biji sesawi maka mereka pasti bisa memerintahkan pohon Ara ke laut dan tumbuh di sana. Mereka tidak di minta memiliki iman sebesar unta atau gajah. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah mereka bisa memindahkannya? Tidak. Berarti iman mereka masih sangat kecil.

Yesus Sang Guru Bijak tahu dan paham akan situasi pada saat itu bahwa untuk mengajak orang beriman sungguh sulit. Apalagi oleh orang yang dianggap bertentangan dengan kekuasaan keagamaan saat itu. Belum lagi bahwa Yesus adalah 'Orang Baru". atau orang yang tidak memiliki jabatan apapun. Yesus berasal dari 'kalangan bawah' makin mempersulit hal ini.

  • Misteri Keempat: Kita ini kecil dan tak berarti di mata Tuhan Namun di cintaiNya

Jika pertanyaannya di tujukan kepada kita saat ini: apakah kalian sudah bisa memindahkan pohon apa saja di sini tanpa menggunakan alat apapun ke tempat lain? Maka kita mungkin akan berdebat dan membela diri dengan aneka logika. Nah, di sinilah perumpamaan di atas berlaku bagi kita. Iman kita belum sebesar biji sesawi. Masih sangat kecil.

Kita memang beragama namun belum beriman seperti yang diminta Tuhan. Kita memang siap mempertahankan kebenaran agama sampai rela kehilangan nyawa, namun bukan cinta kasih.

Maka yang diminta Tuhan hanyalah 'kerendahan hati', 'pasrah kepada Allah', dan 'Tobat sepenuhnya'. Tuhan tahu kita lemah maka kita hanya diminta untuk selalu datang kepadaNya menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya, minta tolong dengan sepenuhnya, tidak perlu menyampaikan logika berbagai macam atau meminta berbagai cara untuk keluar dari permasalahan. Biarkan saja Tuhan yang berkarya.

  • Misteri Kelima: Kita berusaha Tuhan Yang bekerja

Jika ditanyakan bahwa bagaimana mungkin dari biji yang paling kecil akan tumbuh pohon yang paling besar? Itulah misteri. Kita hanya diminta untuk berani memulai , berani mengakuiNya dan berani hidup dalam kebenaranNya. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya kita serahkan kepadaNya. Kita tidak perlu mengetahui caraNya bekerja. Kita hanya diminta rendah hati, tulus bekerja dan jujur atau berjalan dalam kebenaran Tuhan.

Pada bagian berikut ini kita akan melihat bagaimana caranya keluar dari persoalan hidup atau masalah lainnya dengan manajemen biji sesawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun