Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Manajemen Biji Sesawi: menjadi Hamba yang Rendah Hati

5 November 2022   21:00 Diperbarui: 5 November 2022   21:07 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERGULATAN HIDUP DAN BIJI SESAWI

 Jika kita kembali kepada pokok permasalahan hidup kita. Maka konsep biji sesawi dapat menjadi salah satu solusi keluar dari permasalahan hidup itu.

Pada awal tulisan ini kita membaca nama-nama Pengusaha Indonesia yang sukses dan bukan dari keluarga kaya raya yang memiliki 'Privelege' (KBBI: hak istimewa. Adalah keuntungan yang dimiliki oleh orang kaya dan berkuasa atas orang lain).

Mereka memiliki ide, lalu mencoba, berusaha dengan berbagai upaya. Segala langkah dilakukan. Segala pendekatan dijalankan. Pantang mundur. Bekerja keras. Tak berhenti atau putus asa ketika gagal. Bisa kembali bangkit untuk mencari jalan keluar terbaik dari persoalan bisnis mereka.

Mereka selalu belajar dan berusaha diiringi pasrah sepenuhnya pada Tuhan yang dibawa dalam doa yang tidak terputuskan. Mereka sadar bahwa mereka tidak dapat berjalan sendiri. Mereka membutuhkan peran dan bantuan Tuhan. Selain menerima atau bekerja bersama dengan orang lain. Berani berbagi ilmu dan rejeki.

Jika mereka ditanya bagaimana bisnis mereka bisa berkembang pesat, mereka pasti hanya bisa menjawab cara mereka bekerja. Namun mereka pasti tidak bisa menjelaskan mengapa bisa berhasil seperti itu, padahal banyak juga orang yang melakukan hal yang sama tapi tidak sesukses mereka.

Bisa saja mereka akan menjelaskan secara normatif segala sesuatu yang mereka buat. Misalnya: Siap menghadapi resiko keuangan yang tidak menentu, harus berani bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil, memiliki wawasan yang luas.

Mereka pasti akan menambahkan kita harus memiliki kemampuan untuk menganalisis setiap kejadian agar siap menyesuaikan diri dengan bisnis yang kita jalankan.

Jangan lupa bahwa suatu bisnis atau usaha sekecil apapun harus sudah memiliki visi dan misi yang jelas. Sehingga bisa di siapkan strategi-strategi atau langkah-langkah penting lainnya. Namun dalam perkembangannya tetap fleksibel atau tidak kaku. Karena semua bisa berubah setiap waktu atau setiap hari. Dan yang utama dari semua itu adalah pantang menyerah, gigih, terus berinovasi dan tangguh.

Namun tetap saja ada rahasia yang tidak bisa mereka ungkapkan. Karena mereka percaya ada tangan Tuhan yang bekerja di sana. Hanya saja apakah mereka selalu bersyukur atau tidak ketika mencapai puncaknya. Apakah mereka selalu berbagi tanpa mengharapkan balasan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan?

Apakah mereka tetap rendah hati atau justru sombong atau bertingkah setelah sukses? Di sinilah letak perbedaan orang beriman yang pandai bersyukur atau orang yang beriman KTP. Jika beriman KTP maka segala cara akan mereka lakukan. Dan pencapaian yang mereka dapatkan adalah pencapaian yang menyesatkan. Karena bisa jadi mereka terlihat lebih kaya, lebih bonafit, lebih dan lebih lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun