Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejutan Malam Itu oleh Fransisco Xaverius Fernandez

2 Februari 2022   02:00 Diperbarui: 2 Februari 2022   02:11 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya dari Praya." Jawabku singkat.

"Priok? Saya Klender. Dekat dong"

"Bukan Priok tapi Praya. Itu lho kota di Lombok NTB!" aku menjelaskan.

"Oo... Praya, kirain Tanjung Priok." Lalu terjadilah dialog yang mengasyikkan, "daerah antah berantah mana lagi tuh?"ganggunya.

Ternyata ia masih gadis dan sedang menjaga ibunya yang sakit. Akupun prihatin dan mendoakan agar lekas sembuh. Namun karena usia dan jenis penyakitnya yang menurut diagnose dokter tinggal menunggu waktu. Maka hanya mukjizatlah yang diharapkan sambil tetap merawatnya secara benar dan telaten.

Ia menceritakan dari mana ia mendapatkan nomor hapeku. Ternyata dari mantannya dari Lombok. Aku teringat dulu hapeku sering dipinjam teman dari berbagai tempat ketika kami ada pertemuan. Salah satu teman pernah meminjam tapi berbayar dong, maklum saat itu belum banyak yang memiliki hape.

Akupun menceritakan dengan sesungguhnya siapa kami ini. Aku adalah duda yang ditinggal wafat dan sekarang hidup dengan tiga pangeran.

Lama-lama benih-benih cinta bersemi di antara kami, walaupun jarak yang memisahkan. Tapi tidak apalah. Kami berjanji untuk mengenalnya dan ia mengenal keluarga kecilku.

Akhirnya tak terasa setahun berlalu, maka akupun minta kepastiannya. Ia berjanji jika sudah menyelesaikan tugasnya menjaga Ibu maka kita akan menikah. Aku bahagia. Maka akupun sempatkan berkunjung ke Jakarta, dan melihat situasi di sana. Hatiku langsung jatuh cinta dengannya dan keluarganya yang bersahaja.

*****

"Pah, jika sampai tahun ini aku masih dipercaya untuk menjaga ibu, maka ikhlaskanlah. Jangan lagi menghubungiku." Katanya saat kami saling mencurahkan isi hati di suatu malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun