Maka jika memang belum benar-benar siap memelihara tunda saja dalam mengambil komitmen. Sebab jika sudah diputuskan, hendaknya benar benar bertanggung jawab, sehingga manfaat bagi kedua belah pihak bisa maksimal.
***
Jejak pengalaman semasa kecil, saat memiliki seekor anjing dan kemudian dengan sengaja diracun orang  sungguh membuat luka.  Itulah mengapa kami memilih ikan sebagai hewan peliharaan. Ikan ikan biasa dengan harga terjangkau namun cukup cantik dan indah warna warni siripnya.  Saat  memandangi di kala penat, keindahnya kerap membuat hati turut melambungkan pujian decak kagum pada Sang Pencipta.
Memelihara ikan  resikonya pun relative tidak besar karena relative tidak ada ikatan emosi yang sangat mendalam. Berbeda dengan memelihara anjing dan kucing, yang dikenal sebagai hewan peliharaan yang setia. Dimana ada interaksi langsung, bisa dielus, bisa diajari sesuatu dan bisa manyambut saat bertemu. Menumbuhkan rasa sayang dan ikatan yang mendalam. Dapat dibayangkan jika tiba-tiba harus kehilangan maka masa berkabungpun bisa berhari-hari.
Semoga kelak anak kedua kami bisa membaca tulisan ini, sehingga mengetahui alasan mengapa kami begitu tegas menolak untuk memelihara anjing maupun kucing, Memelihara binatang piaraan tidak hanya indah diluar saja tetapi harus disertai tanggung jawab penuh untuk merawat dengan tetap menjaga kebersihan rumah. Jika sudah sayang harus siap sedih jika suatu saat nanti akan  kehilangan. Itulah, saya secara pribadi belum siap, maafkan mami, nak. Bagaimanakah dengan Anda ?
-SB180221
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H