Mohon tunggu...
Fransisca Putri
Fransisca Putri Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Sebelas Maret

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rayuan Syukur Seruan Asa

12 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   13:36 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu itu paham akan keterbatasan Mbah Jum, akupun membantu untuk mengemasi. Setelah selesai, Ibu tadi memberi uang 50 ribu tanpa adanya kembalian. Ingin ku beritahu Mbah Jum namun, Ibu itu melarangku tuk memberitahu Mbah Jum karena pasti akan ditolak. Akupun iyakan, karena ini amanah.

Hari menjelang pagi beranjak siang, akupun mengemasi barang dagangan Mbah Jum yang telah habis sejak tadi.

“Nduk Hayati, tulung itungen entuke dino iki.

“Eh iya Mbah” akupun menghitung ternyata terkumpul cukup banyak, mungkin banyak orang-orang baik yang ingin membantu Mbah Jum.

“Alhamdulillah Mbah, pendapatan hari ini 350 ribu”

Mbah Jum tersenyum, bibir yang keriput itu masih saja dengan dzikir yang terus mengalir. Ada yang salah tentang dugaanku terhadap Mbah Jum. Aku pikir ia akan bahagia jika penghasilannya banyak. Namun lagi-lagi aku tercengang melihat kesederhanaan dan cara syukur Mbah Jum.

“Alhamdulillah, jukuken 50 ewu nduk. Sisane iku wenehno kotak amal masjid” *Alhamdulilah, ambil 50 ribu nak. Sisanya itu masukan ke kotak amal masjid.

“Kenapa Mbah? Ini rezeki yang Allah berikan”

“50 ewu iku Mbah mpun balik modal. Sisane iku titipan Gusti Allah kangge mbantu masjid, bocah yatim lan wong miskin. Iku milike Allah, Mbah amung dititipi nduk” *50 ribu itu Mbah sudah balik modal. Sisanya itu titipan Allah untuk bantu masjid, anak yatim dan orang miskin. Itu miliknya Allah, Mbah hanya diberi titipan nak.

Begitu sejuk, hangat, tenang menjadi satu. Pikirku terhadap manusia yang tidak pernah bersyukur dalam hidupnya termasuk aku yang sering mengeluh atas sedikit percikan ujian merasa malu dengan orang yang begitu menghargai kehidupan. Sesulit apapun Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan. Mbah Jum, sosok yang berpondasi keimanan kokoh dikirim oleh-Nya untuk hati yang sulit bersyukur. Benar, dunia hanyalah persinggahan sementara apa yang akan dicari jika bukan meningkatkan iman, memperbanyak syukur dan memperdalam ketakwaan terhadap-Nya. Janji Allah itu pasti, jika dunia tak dapat bukan berarti akhirat tak sempat. Rezeki tak pernah tertukar semuanya sudah Allah takar dengan perhitungan yang manusia sendiri tak mampu untuk mengimbangi.

Sosok Mbah Jum yang menjadi daya pikatku tuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur, tak terasa air mataku menitik. Mengingat keluhanku pada Allah padahal Allah telah memberi segalanya. Hanya karena masalah kecil, ku hina Dia yang tak adil. Sungguh hitam hati ini, hingga Allah sucikan dengan mempertemukanku pada malaikat dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun