Mohon tunggu...
Fransisca Mira
Fransisca Mira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Cognitive Science & Psychology

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Korsika, Pulau Liburan Tempat Lahir Napoleon (Bagian 2: Korsika Selatan)

16 Juli 2024   00:48 Diperbarui: 18 Juli 2024   18:15 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko souvenir di sebelah rumah Bonaparte- - Dokpri

Pertama, soal sampah. Bulan Maret 2024 lalu saya pergi ke Nusa Penida yang tidak kalah indahnya dengan Korsika, tetapi saya tidak menyarankan turis pergi ke sana.

Jika membuka Google maps, resensi Nusa Penida jatuh karena masalah sampah dan hal ini saya saksikan sendiri. Di pantai Korsika, jarang ada tempat sampah dimana-mana, terutama di pantai yang masih asli. Tapi, tidak ada sampah dimanapun karena semua turis membawa pulang Kembali sampahnya.

Kedua, soal infrastruktur. Walaupun transportasi umum sangat terbatas, paling tidak jalan untuk mobil sangat bagus dan tidak berlubang. Berbeda dengan jalan di Nusa Penida yang hancur, baik untuk mobil maupun anak tangga untuk manusia yang tidak dibuat layak.

Ketika naik turun anak tangga di Pantai Kelingking yang setinggi paha saya (catatan: Saya segar bugar dan postur lebih tinggi daripada rata-rata perempuan Indonesia), kaki saya sakit selama tiga hari.

Sedangkan di Korsika, semua tangga dibuat manusiawi sehingga jarang terjadi cedera pada pengunjung. Ketika anak tangga terlalu tinggi, diberikan penyangga kayu yang stabil.

Anak tangga terlalu tinggi, diberikan penyangga kayu yang stabil. -DokPri
Anak tangga terlalu tinggi, diberikan penyangga kayu yang stabil. -DokPri

 Lagi-lagi pulau Nusa Penida saya sebut, bukan bermaksud buruk, namun karena tempat itu tempat saya berlibur terakhir kali di Indonsia, dan merupakan tempat wisata yang sedang naik daun dan banyak dieksploitasi.

Mengapa?

Karena banyak sekali turis yang datang, dan banyak diiklankan oleh agen wisata dan menjadi sumber mata pencaharian bagi warga, namun tampaknya belum ada usaha maksimum dari pihak yang pemangku kepentingan untuk meregulasi pariwisata di sana. 

Ketiga, tidak ada tiket masuk untuk ke tempat-tempat wisata alam apapun (pantai, Sungai, air terjun, jalur trekking). Di Indonesia, sedikit-sedikit kita harus membayar retribusi daerah, parkir, dsb. Tentu hal ini tidak masalah kalau uangnya betul digunakan untuk membangun tempat wisata yang layak dan ramah lingkungan.

Di Korsika, ketika ada jasa yang ditawarkan, harganya jelas tercantum di papan atau website resmi dengan wajar, dan sama untuk semua orang (kecuali anak-anak, siswa, atau orang tua yang sering mendapat keringanan). Misalnya, naik ferry ke pelabuhan St. Florence "Hanya" 20 Euro bolak balik, mungkin lebih murah daripada di Nusa Penida. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun