Desa Nonza yang terletak di atas gunung batu memang indah, maka desa perpenduduk 67 orang ini lebih dipenuhi turis daripada warganya.Â
Untuk mencapai pantainya kami harus turun gunung dengan tangga sekitar 30 menit. Untuk saya, Pantai ini unik karena sama sekali tidak ada pasir di garis pantainya, tetap batu.batu kerikil sebesar buah duku atau lebih besar. Kebanyakan batu berwarna gelap, namun ada juga warna terang dan hijau emerald.
Karena letaknya tepat di bawah gunung batu terjal, angin pantai terbesar dalam hidup saya, dapat bertiup membawa payung, kursi Pantai, dan barang-barang kami!. Kami pun berjemur tanpa payung dan tidak berani beranjak dari kursi ketika angin bertiup.
Kejutan lain yang saya temukan di tempat ini (belakangan saya temukan bahwa tidak hanya di pantai ini, tapi juga di tempat-tempat lain seperti air terjun dan sungai di Korsika), adalah tidak ada kamar mandi. Jadi, pengunjung harus melakukan urusan toilet di alam bebas, atau di cafe dan pertokoan jika pemilik mengizinkan, dan setelah berenang di pantai tidak mandi alias membiarkan air laut kering di badan.
Jangan kaget juga, jika melihat perempuan Perancis, baik yang tua maupun muda, bertelanjang dada di pantai, seperti perempuan di Bali sebelum tahun 195o-an. Walaupun mungkin tidak sesuai nilai yang kita anut, namun kita harus tetap menjaga etika dan tidak menatap terlalu lama atau mengambil foto sembarangan, karena orang Eropa sangat peduli dengan privasi.
Pantai-pantai tujuan wisatawan lain ada di barat daya pulau. Dari Pelabuhan Saint-Florence, turis dapat menaiki boat selama 30 menit ke Pantai-pantai yang tidak dapat dicapai dengan mobil, dengan membayar 20 euro pulang pergi. Plage (Pantai) de Saleccia dan Plage de Lotu memiliki pelabuhan kecil khusus wisatawan yang ingin berenang di pantai atau trekking di sekitarnya.                                              Â
Pulau Merah atau L'le-Rousse atau Isula Rossa adalah daerah Pelabuhan dengan mercusuar Pietra yang dibangun diatas bukit berbatu perfiri berwarna kuning kemerahan.
Berjalan ke arah tengah pulau, di tengah-tengah pegunungan, ada kota Corte yang adalah bekas ibukota Korsika sebelum dipindahkan ke Ajaccio. Terdapat Citadelle (benteng perang) yang terletak di atas gunung, juga museum Korsika.
Patung Pasquale Paoli menjulang di tengah alun-alun dan menjadi landmark kota, karena ia adalah bapak pulau ini. Setelah revolusi Perancis, Paoli berperang secara ideologis dengan Napoleon yang ingin Korsika menjadi republic independent. Paoli yang jauh lebih senior dibanding Napoleon memiliki lebih banyak pendukung dibanding Napoleon, menyebabkan Korsika tetap menjadi bagian dari Prancis.Â