Mohon tunggu...
Fransisca Mira
Fransisca Mira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Cognitive Science & Psychology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mahasiswa S3 di Jerman: Digaji sebagai Karyawan

9 Maret 2024   16:17 Diperbarui: 10 Maret 2024   16:37 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana perkuliahan di Jerman. Sumber: DPA/FABIAN STRATENSCHULTE/DW INDONESIA via KOMPAS.com

Karena profesor yang menggagas RTG PAT ini  berasal dari ilmu komputer, sekitar sebagian peneliti berasal dari fakultas tersebut. Sisanya, dari segi hukum, sosiologi, psikologi, sistem informasi, ekonomi. 

Misalnya, saya dari psikologi edukasi meneliti bagaimana kepercayaan (trust) pada sistem teknologi digital bertahan terlepas adanya kesalahan sistem. Terdapat kebebasan yang cukup besar dalam menentukan topik, asalkan sesuai dengan topik RTG dan departemen yang menaungi.

Banyak keuntungan yang saya rasakan, terutama dari segi pengembagnan diri. Sistem PhD yang terstruktur menjamin Berbagai acara ilmiah diadakan, misalnya seminar tentang praktik penelitian terkini seperti Open Science atau Research Data Management. 

Hampir setiap minggu terdapat presentasi dari mahasiswa atau peneliti dari universitas dan institut lain, juga dari luar Jerman, misalnya Swiss, USA, Italia. Sebagai kandidat PhD, penting untuk melatih presentasi di depan peneliti lain, juga dari peneliti dari disiplin yang berbeda.

Hingga saat ini, jujur masih sedikit menakutkan bagi saya untuk melakukannya, tetapi perasaan ini semakin berkurang dengan jam terbang. Pertanyaan yang saya dapatkan bukan untuk menantang atau memojokkan, tetapi biasanya audience benar-benar tertarik, dan hal ini menjadi masukkan berharga bagi saya untuk melihat penelitian dari sudut pandang di luar bidang saya atau non-psikologi. Sebaliknya, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengkritisi penelitian-penelitian yang dilakukan peneliti atau profesor lain.

Selain itu, terdapat event tahunan atau Retreat dimana terdapat keynote speaker atau pembicara dari universitas lain. Di event penutupan RTG lalu, bahkan terdapat politikus yang bergerak di pembuatan hukum terkait privasi dan kepercayaan di parlemen Uni-Eropa. Terdapat juga pengembangan softskill khusus untuk penelitian perempuan. Di Jerman, kesetaran gender didanai secara khusus karena peneliti perempuan masih mengalami kerugian akibat sistem patriarki.

Karena senang travelling, bagian paling menyenangkan adalah ekskursi ke tempat-tempat menarik dan penting di Jerman dan bahkan negara lain; seperti Parlemen Uni-Eropa, dan pabrik kamera Jerman ternama Leica di Wetzlar. Karena bagian dari seminar atau konferensi, semua dibiayai oleh pihak RTG.  

Kunjungan ke Parlemen Uni-Eropa di Brussel, Belgia, DokPri
Kunjungan ke Parlemen Uni-Eropa di Brussel, Belgia, DokPri

Kunjungan ke Leica Welt, pabrik kamera Jerman yang sudah berdiri sejak 1849 di Wetzlar, DokPri 
Kunjungan ke Leica Welt, pabrik kamera Jerman yang sudah berdiri sejak 1849 di Wetzlar, DokPri 

Tantangan & Kesulitan

S3 di Jerman tentu tidak hanya memiliki sisi positif. Seperti kutipan dari film Spiderman: “With great power comes great responsibility”, setiap gelar akademik menuntut tanggung jawab dari pemegangnya .

1. Bertransisi dari mahasiswa yang awalnya bertanggung jawab hanya pada diri sendiri, rasanya berat tiba-tiba dapat menggunakan uang negara, apalagi bukan negara saya, guna menjalankan penelitian yang pantas diteliti. Dari segi psikologis, tentu menempuh S3 memicu Tingkat stress yang tinggi: kandidat doktor tentu perlu berkontribusi di dunia akademia dengan publikasi ilmiah di jurnal atau konferensi ternama. Hal ini tidak mudah , tidak heran bahwa kebanyakan kandidat doktor menyerah dan drop out pada akhirnya.

2.      Terlepas dari stres akademik, menyesuaikan diri dengan budaya individualis di Jerman dari negeri kolektivis termasuk sulit. Jauh dari keluarga dan teman-teman, iklim yang dingin , bahasa Jerman yang terkenal sulit, dan sebagainya . Setelah bertahun-tahun, banyak orang yang masih berjuang menyesuaikan diri.  Sudah banyak diaspora Indonesia lain yang menulis atau nge-vlog tentang hal ini, dan saya pun tidak terlepas dari hal itu. Maka cukup saya kutip sebuah lelucon anonim di internet „Kuliah di luar negeri tidak akan menyelesaikan masalah hidup kita".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun