Mohon tunggu...
Fransisca Mira
Fransisca Mira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Cognitive Science & Psychology

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Negara Mikro San Marino, Surga Pajak dan Belanja

14 Agustus 2022   16:52 Diperbarui: 16 Agustus 2022   08:10 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah penduduknya kalah sedikit dari Kelurahan Palmerah di Jakarta yang sekitar 37 ribu jiwa, yaitu hanya sekitar 33 ribu jiwa.

Di ibu kota San Marino, bahkan hanya terdapat 4000 jiwa.

Toko-toko di ibukota | Dokumentasi pribadi
Toko-toko di ibukota | Dokumentasi pribadi

Perjalanan sekitar 5 jam dengan mobil dari Roma ke San Marino. Bulan Juli, panasnya mencapai 38 derajat celcius, lebih panas dari Jakarta. Jadi, jangan lupa topi dan kacamata hitam agar tidak silau.

Tidak seperti kota besar Italia lain seperti Milan, Napoli, Firenze yang mudah ditempuh dengan jalan tol, untuk ke San Marino tidak ada jalan tol langsung.

Jalan biasa yang berkelok-kelok ke atas gunung tidak akan membuat bosan karena pemandangan yang indah.

Negara 'Surga Pajak' ini memiliki kebijakan bebas pajak buat warga negaranya.

Tapi untuk pengemplang pajak Indonesia, jangan coba-coba menyembunyikan harta Anda di sini. Pasalnya, Presiden Jokowi sudah membuat kesepakatan dengan negara ini untuk pertukaran Informasi Berkenaan dengan Keperluan Perpajakan.

Jadi, data WNI ataupun badan usaha Indonesia tetap bisa diakses pemerintah.

Selengkapnya, tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2019 tentang Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Republik San Marino.

Orang asli San Marino atau Sammarinese hidup sejahtera, dapat dilihat dari pendapatan perkapita mereka yang sangat tinggi, yaitu 45516 US dollar atau sekitar 667 juta rupiah per tahun, lebih tinggi dari Italia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun