Tidak kami sangka, ada kejutan lain terkait transportasi hari itu. Ketika baru jalan 2 stasiun atau tak sampai sekitar 5 menit, metro tiba-tiba berhenti.
Petugas mengumumkan dari pengeras suara bahwa mereka tidak dapat memastikan kapan metro akan berjalan kembali.
Belakangan, ketika sore hari hendak kembali ke stasiun utama dengan metro, Line 1 yang ingin kami naiki kembali ini pun belum juga beroperasi.
Selama hampir 4 tahun saya hidup di Eropa, belum pernah saya mengalami metro berhenti beroperasi tanpa alasan yang jelas, kecuali cuaca atau pemogokan karyawan (strike). Teman Italia saya pun cukup kaget dengan hal ini.
 Kamipun memutuskan untuk turun dan berjalan kaki, karena toh pusat kota tidak jauh lagi. Menyusuri jalanan, terutama gang-gang kecil, kembali saya terkaget-kaget dengan pemandangan jalanan.
Motor-motor dikendarai tanpa helm, dan tanpa plat nomor pula! Di Jerman, saya terbiasa melihat pengendara motor (dan bahkan juga sepeda) berpakaian lengkap dari helm hingga sepatu.Â
Bahkan, sandal jepit pun tidak mereka pakai saat berkendara. Mungkin, Napoli hanya satu-satunya kota di Eropa Barat yang masih "selow" dengan pelanggaran ini.
Sambil berjalan-jalan, tak lupa kami mencicipi jajanan ala Napoli. Banyak makanan enak khas Napoli, seperti yang mungkin kita kenal: Pizza dan Es Krim Neapolitan, yang katanya lahir di kota ini.
Beberapa jajanan lain adalah kroket kentang seperti di indonesia, Arancini atau nasi dengan isian keju yang digoreng, juga Frittatine atau pasta makaroni yang juga digoreng. Ada juga gorengan seafood yang dimasukkan ke kertas berbentuk kerucut yang disebut "Il Cuoppo"Â
pizza yang digoreng atau Pizza Fritta seharga 4 euro saja.
Bahkan, ada juga