Ibu saya adalah salah satu contoh perempuan hebat yang berkarier cemerlang di kantornya maupun mengurus rumah tangga dan membesarkan anak dengan baik (tentunya penilaian yang subjektif dari anaknya ini).
Sejak saya kecil hingga sekarang saya menyelesaikan Pendidikan S2 saya, ibu saya bekerja penuh waktu, berangkat pukul 6 pagi, selesai bekerja menembus gilanya kemacetan Jakarta dengan transportasi umum, lalu sampai rumah di antara jam 7-9 malam, membereskan rumah, memasak untuk suami, dua anaknya dan dua peliharaan berbulunya.
Tentu saja kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, dan waktu saya kecil, saya pun sering iri dan sedih ketika melihat teman-teman saya dijemput sekolah oleh ibunya dan kemudian menghabiskan waktu bersama, saya pulang sendiri dan bermain dengan teman atau asisten rumah tangga kami.
Baru ketika beranjak dewasa, saya mengerti betapa berharganya memiliki contoh perempuan tangguh seperti ibu saya, yang memotivasi saya untuk mandiri secara psikologis, edukasi, dan finansial dari laki-laki atau siapapun juga.
Ketika banyak perempuan Indonesia sudah harus menikah, mengurus rumah tangga, membesarkan anak di awal usia 20an atau bahkan sebelum itu, saya mendapatkan privilege dukungan penuh dari ibu untuk melakukan apapun yang saya mau asalkan berfaedah dan bertanggung jawab, termasuk merantau 13,000 kilometer dari rumah untuk meneruskan Pendidikan.
Juga tidak pernah ada tekanan untuk menikah dan membangun keluarga, seperti yang sudah dilakukan teman-teman sepantaran saya di usia hampir menginjak kepala tiga ini. Pun Ketika mayoritas perempuan muda di Indonesia menikah untuk kali pertama di usia 19-21 tahun.
“Terserah, asalkan kamu bahagia dan tetap aktif bekerja”, begitu jawaban ibu Ketika saya secara terus terang tidak akan menjanjikannya menantu dan cucu. Bekerja disini pun tidak hanya dimaksudkan pekerjaan kantor, pekerjaan domestik pun juga berharga, intinya apapun yang berguna bagi orang lain di sekitar kita.
Tentu saja ibu rumah tangga (IRT) adalah peran yang hebat dan juga dapat mendidik anak perempuan dengan hebat pula.
Untuk menyambut hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2022 ini, saya menyadur 5 cara mudah untuk mendidik anak perempuan hebat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, yang bersumber dari www.presentationhs.org dan The Washington Post (sumber tercantum di akhir artikel). Visualisasi juga dapat dilihat di media sosial Instagram https://www.instagram.com/p/CauKIeWAQlG/?utm_medium=share_sheet
Cara-cara ini tentunya sebaiknya juga diterapkan oleh ayah, kakak, dan siapapun orang dewasa di sekitar anak. Ingat pepatah Afrika yang terkenal: it takes a village to raise a child! Mendidik anak yang berguna bagi komuitasnya memerlukan peran dari seluruh anggota komunitas, bukan orang tua, apalagi ibunya saja.