Mohon tunggu...
Fransisca Saraswati
Fransisca Saraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Kristen Indonesia

Saya Florentina Jesica Mahasiswi Aktif Universitas Kristen Indonesia Program Studi Ilmu Komunikasi dengan peminatan Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Multikultural pada Pasangan Berbeda Warga Negara di Era Digital (Indonesia - Korea Selatan)

9 Desember 2022   22:04 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:15 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang cepat saat-saat ini memiliki banyak pengaruh, salah satunya yaitu pada proses komunikasi. Hal ini tentunya akan mempermudah seseorang untuk menyampaikan pesan atau berinteraksi antar suku maupun antar negara. 

Salah satu dampaknya ialah terdapat banyak pasangan dengan perbedaan warga negara. Di mana dalam media sosial sering dijumpai aplikasi untuk saling berkenalan atau berinteraksi satu sama lain, seperti Whatsapp, Line, Instagram, dan lain sebagainya. Pasangan dengan perbedaan warga negara merupakan contoh dari adanya komunikasi multikultural, seperti halnya pasangan dari warga negara Indonesia dengan warga negara Korea Selatan.

Indonesia adalah negara multikultural yang memiliki ribuan budaya, bahkan setiap daerah yang berada di negara Indonesia memiliki kebudayaannya lagi masing-masing yang sebagai ciri dan juga karakteristiknya. Budaya Indonesia memiliki identitas dari warga negaranya sendiri yang memang lebih senang berkumpul, gotong royong, bersosialisasi dan tentunya juga berorientasi pada kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Dalam hal pekerjaan pun orang Indonesia cenderung lebih santai dan terbiasa dalam menunda pekerjaan. 

Berbanding kebalik dengan orang Korea Selatan yang justru mereka lebih mementingkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain. Orang Korea Selatan juga mengetahui tentang apa saja kewajiban yang harus dilakukan, selain itu mereka juga memiliki sifat pekerja keras.

Dengan adanya perbedaan kewarganegaraan pada pasangan suami istri tentunya akan saling berbagi pandangan, pengalaman dan makna, supaya mereka mampu membangun pengertian bersama melalui komunikasi. Adanya masalah ataupu hambatan pada pasangan berbeda kewarganegaraan dapat dilihat dari pola pikir dan bahasa, sehingga memerlukan penyesuaian diri yang lama. 

Fenomena pasangan yang berbeda warga negara seperti Indonesia -- Korea Selatan sering menjadi sorotan di berbagai media sosial. Banyak yang muncul selebriti ataupun Youtuber asal Indonesia yang memiliki pasangan berbeda warga negara dan mempublish kisahnya di media sosial, dan biasanya mereka menggunakan kata-kata ataupun hastag "Indonesia Korea Couple" pada kontennya.

Terdapat informan dari pasangan warga negara Indonesia dan Korea Selatan mengenai komunikasi multikultural antara warga negara Indonesia dengan Korea Selatan. Menurut Risha Fatikha dan Jaeuk Yoo, bahasa bukanlah suatu hal yang menyulitkan bahkan menjadi hambatan terhadap pasangan untuk saling berkomunikasi karena di era digital sangat mudah untuk belajar bahasa. Mereka justru bisa saling belajar mengenai bahasa dan budaya dari masing-masing pasangan. 

Seperti halnya Risha Fatikha menyukai gaya hidup orang Korea Selatan yang selalu cepat tapi juga teliti. Sedangkan Jaeuk Yoo sangat menyukai warga negara Indonesia yang juga sopan dan murah senyum. Jaeuk Yoo juga mengungkapkan melalui Risha bahwa saat pertama kali datang ke Indonesia. Menurut mereka hambatan komunikasi biasanya dalam hal cara penyampaian pendapat yang berbeda, pemilihan kata, intonasi bicara, serta vocal yang dikeluarkan saat itu.

Menurut pasangan Hani dan Taehan mereka bisa tiga bahasa yaitu, bahasa Indonesia, Korea Selatan, dan Inggris. Akan tetapi, mereka lebih sering menggunakan bahasa Inggris dibandingkan Indonesia ataupun Korea Selatan karena mereka perbedaan budaya sehingga menjadikan bahasa Inggris jalan tengah. 

Menurut mereka, hambatan sudah pasti ada dalam komunikasi multikultural walaupun memang mereka sudah saling mengerti. Kemungkinan untuk meminimalisir konflik karena perbedaan bahasa dan budaya, yaitu usahakan untuk menyiapkan contoh seperti gambar atau foto yang mudah dipahami pasangan kita, karena dia ingin menjelaskan sesuatu yang menurutnya akan menimbulkan kesalahpahaman. Dan jika Anda memiliki diskusi yang serius, Anda harus mempersiapkan dengan hati-hati terlebih dahulu bagaimana Anda akan mengomunikasikannya. Jangan menunda masalah sampai hari berikutnya.

Sedangkan menurut Salsabela Haura dan Kim Gi Hyeon, mereka sedari awal sudah saling menyukai budaya masing-masing, seperti Salsabela Haura menyukai budaya Korea Selatan dan Kim Gi Hyeon menyukai budaya Indonesia. Akan tetapi yang namanua hambatan akan pasti ada, karena pola pikir yang berbeda dan juga bahasa, namun karena sama-sama tidak mengerti apa yang dimaksud dan tidak tahu cara menyampaikannya dalam berkomunikasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun