Mohon tunggu...
Frans Asisi
Frans Asisi Mohon Tunggu... -

Entrepreuner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dia Memilih Mengampuni Pembunuh Putrinya Ade Sara Angelina

12 Maret 2014   06:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mama tahu Ade sudah tenang di surga. Mama sudah memaafkan Hafiz dan Shifa. Ade juga maafin yah," kata Elizabeth, saat menaburkan bunga di makam Ade Sara Angelina Suroto, Jakarta (7 Maret 2014).

Seperti yg dimuat di media massa, Ade Sara AngelinaAde Sara Angelina

# Bagaimana mungkin mengasihi orang yang sudah berbuat jahat dan menganiaya kita?

Ibu Elisabeth Diana (ibunda dari Ade Sara Angelina Suroto) sungguh-sungguh mengamalkan apa yang menjadi perintah Kristus dalam Kitab Suci.

# "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44)

# "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21-22)

_====================================

* Tri Hatmoko (seorang penulis blog) menuliskan di blognya kuranglebihnya: Pada kasus2 lainnya, kita akan melihat klo kebanyakan keluarga korban pasti akan berteriak: "Saya minta pembunuhnya dihukum seberat - beratnya." " Nyawa harus diganti dengan nyawa. Harus dihukum mati!" Ungkapan2 kemarahan, sakit hati dan dendam dari keluarga korban pembunuhan, hal yg lumrah kita dengar. Dan kita sepertinya mahfum akan hal itu. Itu suatu kewajaran manusiawi yg bisa kita terima.

Namun pada kejadian yg menimpa Ade Sara Angelina, rasa sakit hati, rasa marah dan rasa kehilangan yang secara manusiawi pasti berkecamuk di keluarga Pak Suroto (ayahanda dari Ade Sara Angelina Suroto). Tapi di sinilah titik pembeda bermula. Kata orang pintar, kualitas seseorang itu akan terlihat saat masalah menyelimutinya. Saat banyak keluarga yang mengalami keadaan serupa, larut dalam kemarahan, dendam dan sakit hati, keluarga Pak Suroto ini tidak. Terang iman yang dihidupi oleh keluarga, memberikan jalan berbeda. Jalan aneh yang tidak banyak dipilih oleh orang. Jalan yang tidak populer. Jalan yang terlihat lemah dan kalah. Jalan yang terkesan bodoh. Jalan yang menentang suara keras dari kesadarannya saat ini, yaitu jalan pengampunan. Keluarga ini memilih mengampuni ke dua pembunuh anaknya saat itu juga, sebelum jasad anaknya masuk ke liang kubur.

Jalan pengampunan itu jalan terindah. Namun untuk bisa memilih itu jelas tidak mudah. Mengampuni bukan berarti membuang dan melupakan rasa kehilangan, rasa marah, rasa sakit yang dialami. Untuk bisa mengampuni orang justru harus berani menerima dengan kesadaran penuh akan rasa kecewa, marah, kehilangan, sakit hati dan lain - lainnya. Penerimaan penuh adalah titik awal dari tumbuhnya benih pengampunan. Karena pengampunan harus tulus dari dasar hati terdalam. Namun memang manusia tak bisa sendiri. Sebagai orang beriman, peran yang Kuasa adalah sumbernya. Kekuatan yang Maha Kuasa, yang tiada mustahil itulah sumber yang utama. Pertemuan dua kehendak inilah yang melahirkan pewahyuan yang menyelamatkan.

Pilihan ini pilihan orang beriman. Keluarga ini mengimani kematian bukan akhir. Ada kehidupan baru yang harus segera disongsong anak tercintanya. Dan orang tua harus terus memberikan cintanya, agar dikehidupan baru anaknya bahagia. Caranya orang tua harus rela dan tulus melepaskan anaknya. Tak boleh ada dendam dan kemarahan, kehilangan dan kebencian yang terus disimpan, termasuk kepada dua remaja pembunuhnya, karena itu akan menawan anaknya dalam cinta yang tak sampai. Hanya itu pilihan terbaiknya!

Selamat jalan Ade Sara, selamat menyongsong kehidupan barumu dengan gembira, sebab kedua orang tuamu telah memilih jalan terang. Jalan iman akan kehidupan kekal. Berbanggalah engkau dengan kedua orang tuamu, karena imannya yang luar biasa, telah menghantarkanmu menuju hidup baru. Pak Suroto sekeluarga, kami berterima kasih untuk teladanmu. Kemarahan, kehilangan dan sakit hati tak mampu meruntuhkan imanmu. Engkau tak mau terbakar amarah dan nafsu yang menghancurkan, tetapi memilih jalan pengampunan. Jalan sepi dan seperti kelemahan yang justru menghidupkan yang membawa ' kemenangan' dan kebahagiaan. Semoga teladanmu bisa menjadi lilin kecil penerang agar kami tak terbakar amarah dan dendam yang setiap saat siap menerkam.

(ditulis oleh Tri Hatmoko * http://m.kompasiana.com/post/read/637920/3/pengampunan-jalan-sepi-dan-lemah-pilihan-keluarga-ade-sara-korban-pembunuhan.html )

_====================================

Source:

* http://www.merdeka.com/peristiwa/di-depan-makam-ibu-sara-minta-anaknya-memaafkan-hafiz.html

* http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/07/kronologi-pembunuhan-ade-sara-oleh-sepasang-kekasih

* video berita: http://news.liputan6.com/read/2019770/video-keluarga-sara-angelina-maafkan-sejoli-pembunuh

# www.fb.com/beritakatolik

# Berita Katolik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun